Page 119 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 119

Ringkasan

              Lima  bulan  tutup,  pengusaha  pijat  tradisional di  Bandung  mengeluh  dampak  ekonomi yang
              dirasakan. Tak sedikit pengusaha banting stir dan karyawan dirumahkan karena tidak mampu
              membayar gaji.   Dari informasi Yafet, saat ini ada sekitar 130 panti pijat tradisional dan spa
              terdampak. Selain itu, ribuan karyawannya juga ikut terdampak.



              CERITA PEMILIK PANTI PIJAT DI BANDUNG YANG TUTUP 5 BULAN KARENA
              COVID-19

              Bandung    -  Lima  bulan  tutup,  pengusaha  pijat  tradisional  di  Bandung  mengeluh  dampak
              ekonomi yang dirasakan. Tak sedikit pengusaha banting stir dan karyawan dirumahkan karena
              tidak mampu membayar gaji.

              Hal tersebut dikatakan, Yafet salah satu pengusaha pijat tradisional di Kota Bandung. "Harapan
              kita agar kita diperhatikan, kita juga sama-sama masyarakat Bandung. Memang kita ini bergerak
              di industri hiburan perkotaan, memang industri perkotaan ini sedikit dikesampingkan karena
              stigma yang ada, tapi kita berharap segera dibuka," kata Yafet di Bandung, Kamis (23/7/2020).

              Yafet  mengatakan  imbas  tutupnya  tempat  usahanya  ia  rugi  banyak  karena  tetap  harus
              membayar uang sewa tempat usaha.

              "Dampak  yang  terasa  ya  dampak  ekonomi,  dari  pengusaha  itu  biaya  sewa  yang  tidak  bisa
              ditunda. Kedua, biaya operasional dikarenakan ada beberapa tempat punya rasa kasihan kepada
              karyawannya,  walaupun  mereka  tidak  punya  omzet  mereka  tetap  memberikan  mungkin
              setengah gaji pokok," terangnya.

              Menurutnya  masyarakat  sekitar  tempat  pijat  juga  ikut terdampak.  "Ketiga  pekerja  itu,  tidak
              hanya dari karyawan saja, tapi juga dari pemijat tradisional juga, karena mereka nol income
              nya sedangkan tanggungan mereka banyak sekali untuk keluarganya. Keempat, orang sekitar
              yang usaha kecil di sekitar tempat panti pijat atau spa seperti tukang kopi, parkir, scurity,"
              jelasnya.

              Yafet menyebut, di tempat pijat tradisional miliknya ada 20 karyawan, semuanya dirumahkan,
              meski begitu 10 di antaranya masih digaji.

              "Di tempat saya ada 20 pekerja, rata-rata dirumahkan untuk terapis, yang masih bertahan OB
              dan  kasir  dua.  Mereka  kita  kasih  tergantung  ada  yang  setengah  gaji  atau  seperempatnya.
              Karena kita pemilik usaha nol income," ucapnya.

              Pihaknya juga sempat menganjurkan kepada para karyawannya untuk mencari pekerjaan lain,
              namun di saat pandemi COVID-19 ini mereka juga kesulitan.

              Selain itu, Yafet juga sempat berjualan sandal namun gagal, karena tidak laku.

              "Saya sempat berusaha jualan sandal karena agar bisa bergerak terus, tapi enggak bisa berjalan
              karena pandemi ini, apalagi sandal bukan kebutuhan pokok," katanya.

              Dari informasi Yafet, saat ini ada sekitar 130 panti pijat tradisional dan spa terdampak. Selain
              itu, ribuan karyawannya juga ikut terdampak.

              Yafet membandingkan, tempat usahanya dengan pasar yang kebersihan jauh terjaga. Selain
              itu, pihaknya juga berkomitmen untuk menjaga protokol kesehatan.



                                                           118
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124