Page 157 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 FEBRUARI 2020
P. 157
Title OMNIBUS LAW DIJANJIKAN TAMBAL DAMPAK NEGATIF VIRUS CORONA
Media Name tempo.co
Pub. Date 12 Februari 2020
https://bisnis.tempo.co/read/1306842/omnibus-law-dijanjikan-tambal-dam pak-negatif-
Page/URL
virus-corona
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono
Moegiarso berharap Omnibus Law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja bisa
segera rampung. Pasalnya, dia meyakini beleid itu bisa mendorong investasi di
Tanah Air dan menggenjot pertumbuhan ekonomi 0,2-0,3 persen guna menambal
dampak tergerusnya perekonomian akibat Virus Corona.
"Syukur-syukur di kuartal satu dan kuartal dua, atau stidaknya semester dua bisa
diimplementasikan sehingga ada set-off dampak dari Virus Corona, harapannya
dampak positif RUU Omnibus Law Ciptaker bisa menutupi dampak negatif tersebut,"
ujar dia di Hotel Milenium Sirih, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020.
Keyakinan Susiwijono itu beralasan. Kata dia, Omnibus Law mencakup sekitar 29
sektor dan subsektor perekonomian, mulai dari sektor riil hingga jasa. Sehingga
reformasinya cukup besar. Ia melihat beleid ini akan mendorong investasi yang bisa
mendorong dunia usaha dan menciptakan lapangan kerja baru.
"Ini akan meningkatkan daya beli pekerja, jadi ujung-ujungnya ke konsumsi dan
daya beli," tutur Susiwijono. Catatannya, implementasi beleid itu, kata dia, harus
sesuai dengan rencana pemerintah. "Katakan berlaku di kuartal 3 dan 4, bisa 0,2
persen-0,3 persen dari pertumbuhan kita." Berdasarkan hitungan kementeriannya
dengan angka pekan pertama penyebaran Virus Corona, imbas ekonomi dari
penyebaran penyakit pernafasan itu bisa menggerus sekitar 0,11-0,3 persen dari
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Artinya, dari target pertumbuhan 5,3 persen pada tahun ini, Indonesia diperkirakan
hanya memperoleh 5 persen. Belum lagi kalau dihitung dari realisasi 5,02 persen
pada tahun lalu. "Intinya pemerintah bagaimana caranya menjaga pertumbuhan
ekonomi di 2020. Kami targetnya 5,3 persen." Dari konsensus pengamat,
Susiwijono berujar Virus Corona bisa menghantam perekonomian global, mengingat
pertumbuhan ekonomi Cina saja bisa tergerus 1-2 persen. Kalau pertumbuhan Cina
berkurang dua persen, maka Negeri Tirai Bambu diprediksi hanya tumbuh empat
persen.
Page 156 of 185.