Page 71 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2020
P. 71

Perusahaan  sepatu  PT  Sinar  Runnerindo  bisa bertahan  dengan  tetap  berproduksi  di  tengah
              pandemi  Covid-19.  Dengan  terus  berproduksi,  sekitar  2.000  karyawan  di  pabrik  sepatu  di
              Katapang, Kabupaten Bandung, ini tak ada yang di-PHK ataupun dirumahkan.

              Menurut Manajer HRD dan Umum PT Sinar Runnerindo, Romeo Beny Hutabarat, perusahaan
              bisa tetap produksi dengan menerapkan protokol kesehatan dan menggencarkan pemasaran
              secara online atau daring.



              PABRIK SEPATU INI TETAP BEROPERASI DEMI PERTAHANKAN 2.000 KARYAWAN
              AGAR TAK DI-PHK

              Laporan  wartawan  Tribun  Jabar,  Lutfi  Ahmad  Mauludin    TRIBUNJABAR.ID,  BANDUNG    -
              Perusahaan  sepatu  PT  Sinar  Runnerindo  bisa bertahan  dengan  tetap  berproduksi  di  tengah
              pandemi  Covid-19.  Dengan  terus  berproduksi,  sekitar  2.000  karyawan  di  pabrik  sepatu  di
              Katapang, Kabupaten Bandung, ini tak ada yang di-PHK ataupun dirumahkan.

              Menurut Manajer HRD dan Umum PT Sinar Runnerindo, Romeo Beny Hutabarat, perusahaan
              bisa tetap produksi dengan menerapkan protokol kesehatan dan menggencarkan pemasaran
              secara online atau daring.
              "Kami berusaha semaksimal mungkin, memang (adanya Covid-19) ini, efeknya pasti ada," kata
              Romeo saat ditemui di pabrik tersebut, Senin (15/6/2020).

              Ia  menambahkan,  karyawan  pun  banyak  meminta  kepadanya  agar  produksi  tidak  sampai
              berhenti. "Jadi, produksi jalan terus dan karyawan mendukung," ujarnya.

              Menurutnya,  meski  produksi  terus  dipacu,  pandemi  Covid-19  ini  harus  diwaspadai.  Namun
              dengan protokol kesehatan dipenuhi dan dipatuhi, seperti cuci tangan, pakai masker, jaga jarak,
              mudah-mudahan menghambat laju Covid-19 ini, termasuk di pabrik tersebut.

              Ia mengatakan, adanya Covid-19 membuat perusahaannya menerapkan sejumlah strateginya.
              "Strategi kami bertahan. Dalam arti produksi kami jalankan terus. Pemasaran kami sekarang
              kebanyakan beralih ke online dan mulai menggeliat," kata dia.

              Menurutnya, dengan adanya pandemi ini memang ada pengaruh, meski tidak terlalu signifikan.

              "Kalau dibilang tidak ada pengaruh tidak mungkin, karena semua pasti berefek. Makanya kami
              masih bisa berjalan sampai sekarang," ujar Romeo.

              Perusahaanya sudah berdiri dari tahun 1989. Jadi sudah pernah merasakan ketika ada krisis
              ekonomi melanda Indonesia. "Sudah dua krisis kami lewati dan sekarang mudah-mudahan bisa
              kami lewati juga," ujarnya.

              Ia  mengatakan,  tidak  ada  penurunan  produksi  di  pabriknya  tapi  ada  sedikit  penurunan
              penjualan. Namun penjualan kini terbantu dengan online. "Sekarang 50-50, penjualan online
              dan langsung. Awalnya 70 persen penjualan langsung, 30 persen online. Orang juga beralih
              yang asalnya belanja di mal jadi online, otomatis kami mengikuti," ucapnya.

              Produksi  pada  masa  pandemi,  kata  Romeo,  perusahaan  mengikuti  protokol  yang  harus
              diterapkan. Di antaranya karyawan yang masuk dicek suhu tubuh, cuci tangan, disediakan juga
              hand sanitizer, dan wajib bermasker. "Semua itu disediakan gratis. Jadi kalau ada karyawan
              yang tidak punya masker silakan menghubungi dan kami berikan masker," kata dia.



                                                           70
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76