Page 98 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2021
P. 98

Selain itu, para PMI atau TKI termasuk pekerja lokal juga harus dibekali dengan kompetensi
              yang baik. Memiliki skill dan ketrampilan yang mumpuni. Begitupun tentang pemahaman tentang
              dunia kerja dan keselamatan serta kesehatan kerja.

              "Termasuk membangun link dan match antara dunia usaha dan penyedia tenaga kerja, sehingga
              penyedia  tenaga  kerja  dapat  mendistribusikan  pekerja  ke  dunia  usaha  yang  siap  pakai  dan
              dibutuhkan,"pinta alumni ITS Surabaya NTB.

              Semua  komponen  harus  punya  komitmen  yang  baik  untuk  mewujudkan  Zero  Unprosedural
              Migran  di  NTB  "Stop  kita  menonton  dan  membiarkan  perdagangkan  manusia  melalui  TKI,
              masyarakat harus berani melapor,"tegas Ummi Rohmi.

              Wagub juga menyampaikan apresiasi terhadap perusaan yang berkomitmen menerapkan K3 dan
              Prokes, untuk dunia usaha dan tenaga kerjanya. Karena keselamatan dan kesehatan tenaga
              kerja poin yang lebih utama dalam dunia kerja.

              Sementara itu, Kepala Disnakertrans Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi, menyampaikan bahwa
              fokus rakor ada 3 pembahasan utama.

              "Diantaranya Zero Unprosedural Migran, Sinergi antara Prov. Kabupaten/Kota dan dunia usaha
              untuk mengangkat kembali indek ketenagakerjaan NTB dan tindak lanjut UU Cipta Kerja,"kata
              Gede.

              Dikatakan Gede bahwa Zero Unprosedural Migran ini menjadi kebutuhan mendesak yang harus
              diselesaikan. Karena hal ini menjadi penyebab utama persoalan PMI diluar negeri.

              Sesuai dengan data jumlah PMI NTB yang bekerja diluar negeri ada 251.000 orang. Ditahun
              2020 NTB memberangkatkan PMI dengan 15 negara tujuan sebanyak 6.585 orang. Sedangkan
              tahun 2021, ada 330 orang 15 negara penempatan.
              Namun per September 2021 karena Pandemi jumlah PMI yang dipulangkan mencapai 21. 452
              orang. Dari angka tersebut 9.184 orang PMI yang bermasalah.

              Untuk itu pananganan dan edukasi dari tingkat desa hingga provinsi harus diperkuat. "Kami
              sepakat bahwa pencegahan harus mulai dari hulu ke hilir dan peran kades jajarannya hingga
              secara berjenjang didesa harus optimal," kata Gede.

              Kegiatan  ini  juga  dalam  rangka  implementasi  Kesepakatan  Bersama/MoU  Gubernur  dengan
              Bupati/Walikota  tentang  peningkatan  Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (PMI)  Zero
              Unprosedural Migran.
























                                                           97
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103