Page 192 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 192

Kementerian Dalam Negeri terkait sanksi pengusaha yang enggan menerapkan kenaikan Upah
              Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta 2022.
              "Kami akan melakukan komunikasi kepada Kemenaker juga kepada Kemendagri," kata Andri
              saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (27/12/2021).

              Andri menjelaskan, saat ini Pemprov DKI Jakarta dalam posisi berbaik sangka bahwa seluruh
              pengusaha akan menjalankan ketentuan yang sudah dibuat. Pemprov DKI Jakarta, tutur Andri,
              akan berdiskusi dengan intens terkait kondisi Jakarta sehingga keputusan kenaikan UMP 5,1
              persen perlu diambil.

              "InsyaAllah menjadi pemahaman yang sangat bagus dan dapat digunakan seluruh pihak," ucap
              Andri.

              Andri juga menegaskan keputusan merevisi kenaikan UMP dari 0,8 persen menjadi 5,1 persen
              sudah final dan tidak bisa diubah lagi.

              "Keputusan ini sudah final," ujar dia.

              Kini Pemprov DKI Jakarta tinggal menjelaskan kepada semua pihak termasuk kepada pemerintah
              pusat, pengusaha dan kaum buruh mengapa keputusan tersebut terpaksa diambil.

              "Nanti kita komunikasikan kenapa kita beri alasan kenapa kita harus jalankan," ujar dia.
              Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  mengabaikan  ketentuan dalam Peraturan  Pemerintah
              (PP) No. 36 tentang Pengupahan dan Undang-undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              saat menaikkan besaran kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI sebesa 5,1 persen.

              Adapun  naiknya  besaran  kenaikan  UMP  DKI  2022  mengacu  pada  Keputusan  Gubernur  DKI
              Jakarta No. 1517 sebagai dasar hukum. Revisi kenaikan UMP DKI 2022 dari semula 0,8 persen
              menjadi 5,1 persen tersebut menggunakan tiga dasar hukum terkait dengan kekhususan Jakarta
              sebagai daerah ibu kota.
              Dalam  Keputusan  Gubernur  DKI  Jakarta  Nomor  1517  Tahun  2021  yang  diteken  Anies  16
              Desember 2021, dasar hukum pertama yang digunakan adalah Undang-undang Nomor 29 Tahun
              2007 tentang pemerintahan DKI Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia.

              Sedangkan dasar hukum kedua, Anies menyandingkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
              tentang Pemerintah Daerah. Adapun ketentuan yang digunakan Anies dalam Undang-undang
              Pemerintahan Daerah telah diubah beberapa kali dalam Undang-undang Cipta Kerja.

              Dasar  hukum  ketiga  yaitu  Undang-undang  Nomor  30  Tahun  2014  tentang  Administrasi
              Pemerintahan yang juga telah diubah dalam Undang-undang Cipta Kerja.

              Selain  mengutip  dasar  hukum  dari  tiga  Undang-Undang  tersebut,  Anies  juga  menuliskan
              pertimbangannya mengambil keputusan menaikan UMP Jakarta 2022 menjadi 5,1 persen.

              Anies  mengatakan,  kenaikan  UMP  sebagai  upaya  untuk  pencapaian  memenuhi  penghidupan
              yang layak di DKI Jakarta.

              Mantan Menteri Pendidikan Kabinet Kerja itu juga menyebut kenaikan UMP bisa menjaga daya
              beli  masyarakat  pekerja/buruh  dan  mendukung  pemulihan  ekonomi  nasional  dalam  masa
              pandemi Covid-19.

              "Berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Gubernur
              tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2022," tulis Anies.

                                                           191
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197