Page 296 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 296

Anies  membandingkan  dengan  kenaikan  UMP  di  daerah  tetangga  yaitu  Bekasi  yang  mampu
              menaikan UMP sebesar 4,8 persen.
              "Di sini Gubernur menyatakan bahwa intinya sebagai wakil pemerintah pusat menjalankan PP
              (Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  tahun  2021  tentang  Pengupahan)  tersebut,  tetapi  sebagai
              kepala daerah juga harus bisa merespon apa yang menjadi aspirasi warga masyaraka, makanya
              pak Gubernur membuat surat tersebut," jelas Andri.

              Beberapa hari kemudian, kata Andri, buruh menggelar demonstrasi besar-besaran di Balai Kota
              DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat pada 27 November 2021 lalu.
              Di hadapan para buruh, Anies mengklaim pihaknya masih menunggu jawaban dari Kemnaker
              terkait usulan revisi kenaikan UMP.

              "Tanggal  3  (Desember)  kami  Kadisnaker  seluruh  Indonesia  dikumpulkan,  dan  disampaikan
              bahwa masih menunggu kajian dari Biro Hukum Kementerian Ketenagakerjaan," imbuhnya.

              "Di situ saya juga menanyakan terkait surat kami, surat Gubernur mempertanyakan. Nah waktu
              itu  tanggapannya  kementerian  (Kemnaker)  tidak  menjawab,  (tapi)  yang  menjawab  nanti
              Kementerian Dalam Negeri, yah sudah kami tunggu," tambah Andri.

              Hingga kini, kata Andri, Pemerintah DKI terus berkoordinasi dengan stakeholder lain di antaranya
              dengan Dewan Pengupahan Daerah yang terdiri dari pengusaha, pemerintah dan buruh. Andri
              juga  sudah  berkomunikasi  langsung  dengan  Apindo  dan  Kadin  DKI  Jakarta  untuk  meminta
              jawabannya terkait kenaikan UMP tersebut.

              "Sudah  ada  pembicaraan  setengah  kamar  dengan  Apindo,  dengan  Kadin,  serikat  pekerja,"
              ungkapnya.

              Dari itu, Andri mengklaim Apindo dan Kadin tidak mempersoalkan kenaikan UMP berkisaar 5-10
              persen. Hanya saja, organisasi tersebut menegaskan tetap menjalankan Peraturan Pemerintah
              PP Nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Di situ (rapat setengah kamar) ketemulah angka tetap. Apindo dan Kadin bilang kami taat PP
              36, kalau aturan 5 persen 10 persen it's okay. Bahkan, unsur serikat naik tuh tadinya 3,57 persen
              naik jadi 5,1," kata Andri.

              Di sisi lain, Pemerintah DKI juga meminta kajian dan survei dari Bank Indonesia (BI) dan Badan
              Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terkait perekonomian di Jakarta. Pemerintah
              daerah juga menanyakan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta terkait pertumbuhan
              ekonomi dan inflasi, sehingga kenaikan UMP yang cocok mencapai 5,1 persen.

              "Atas dasar itu kami merevisi SK Gubernur dengan melakukan revisi UMP dengan menggunakan
              data BPS itu 5,1. Tapi sekali lagi, perlu saya luruskan sudah ada pembicaraan dengan Apindo,
              Kadin, Serikat Pekerja dan setelah itu kami kumpulkan di Dewan Pengupahan," jelas Andri.

















                                                           295
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301