Page 40 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JULI 2020
P. 40
Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, dalam acara seminar dengan tema Pentingnya
Kepastian UU Pekerja Riiniah Tangga, di Jakarta, Senin (13/7).
Menaker menyebut pekerja rumah tangga merupakan mitra dalam keluarga. Dengan begitu
harus ada hubungan kerja yang menguntungkan antara pemberi dan penerima kerja dengan
memperhatikan hak-hak yang dibutuhkan.
Ia menegaskan pihaknya berkomit mendalam melindungi hak-hak pekerja rumah tangga
dengan adanya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 tahun 2015 tentang Perlindungan
Pekerja Rumah Tangga. Peraturan tersebut, mengatur hak dan kewajiban pekerja rumah tangga
tanpa mengurangi perlindungan pemberi kerja.
Posisi Lemah
Menaker mengungkapkan sebagian besar pekerja rumah tangga tidak memiliki perjanjian kerja
sehingga melemahkan posisi pekerja rumah tangga dalam menerapkan norma kerja. Hal
tersebut sering menimbulkan masalah tidak hanya berkaitan jaminan sosial, tapi juga memicu
kekerasan fisik dan seksual terhadap pekerja rumah tangga.
"Setelah ada perjanjan kerja, ada norma kerja yang merujuk perjanjian kerja. Ini bisa membuat
hubungan industrial tanpa diskriminatif antara pekerja dan pemberi kerja," jelasnya.
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto, menjelaskan pengesahan
RUU tentang Pekerja Rumah Tangga akan memperkuat kehadiran negara dalam melindungi
keberlangsungan kerja pekerja rumah tangga. Kehadiran negara dalam melindungi pekerja
rumah tangga juga merupakan bagian dari memastikan bonus demografi pada masa
mendatang.* ruf/N-3
39