Page 52 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JUNI 2020
P. 52

"Langkah-langkah    extraordinary    ini  betul-betul  harus  kita  lakukan.  Saya  membuka  yang
              namanya  entah  langkah  politik,  entah  langkah-langkah  kepemerintahan.  Akan  saya  buka.
              Langkah apapun yang  extraordinary  akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita, untuk
              negara, bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana
              saya," kata Jokowi.

              Mantan  Gubernur  DKI  Jakarta  itu  menyoroti  kinerja  Kementerian  Kesehatan  yang  belum
              maksimal  dalam  membelanjakan  anggaran  selama  pandemi.  Menurut  dia,  anggaran
              Kementerian Kesehatan mencapai Rp 75 triliun, namun baru dicairkan 1,53 persen.

              Padahal, anggaran yang dibelanjakan kementerian akan membuat uang beredar di masyarakat
              semakin banyak. Selain itu juga dapat meningkatkan konsumsi masyarakat.

              Selain bidang kesehatan, Jokowi juga menyinggung penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk
              masyarakat yang belum maksimal 100 persen. Dia meminta para menterinya bekerja lebih keras
              untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), hingga industri manufaktur
              dan padat karya.

              "Beri  prioritas  pada  mereka  supaya  enggak  ada  PHK  (pemutusan  hubungan  kerja).  Jangan
              sudah PHK gede-gedean, duit serupiah pun belum masuk ke stimulus ekonomi kita," ucapnya.

              Jokowi  mengingatkan  Organization  of  Economic  Co-Operation  Development  (OECD)
              menyampaikan, bahwa pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi minus 6 hingga 7,6 persen.
              Bank Dunia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi minus 5 persen.

              Namun, Jokowi masih melihat para menterinya bekerja biasa-biasa saja dan tidak menganggap
              situasi saat ini sebagai krisis. Tidak ada langkah-langkah  extraordinary  yang dilakukan para
              menteri untuk menangani situasi krisis di Indonesia.

              "Lha kalau saya lihat bapak, ibu, dan saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal,
              berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa,
              extraordinary  ," katanya.

              Jokowi meminta agar seluruh jajarannya mempunyai perasaan yang sama bahwa negara di
              situasi kriris akibat pandemi corona. Sehingga, kebijakan-kebijakan yang diambil pun tidak boleh
              biasa-biasa seperti sebelum Covid-19 menyerang.

              "Tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita, suasananya harus
              suasana krisis. Jangan kebijakan yang biasa-biasa saja menganggap ini sebuah kenormalan.
              Apa-apaan ini?" ujar Jokowi.

              Dia menegaskan, siap mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu)
              dan  peraturan  presiden  (perpres)  apabila  dibutuhkan  untuk  membantu  kerja  menterinya
              menangani krisis akibat pandemi corona. Bahkan, Jokowi menyatakan akan mempertaruhkan
              reputasi politiknya.

              "Hanya gara-gara urusan peraturan, urusan peraturan. Ini  extraordinary  . Saya harus ngomong
              apa adanya, enggak ada progres yang signifikan, enggak ada. Kalau mau minta perppu lagi
              saya buatin perppu, kalau yang sudah ada belum cukup. Asal untuk rakyat, asal untuk negara.
              Saya pertaruhkan reputasi politik saya," ujar Jokowi.

              "Kalau perlu kebijakan perppu, ya perppu saya keluarkan. Kalau perlu perpres, ya perpres saya
              keluarkan.  Kalau  saudara-saudara  punya  peraturan  menteri,  keluarkan,  untuk  menangani
              negara, tanggung jawab kita kepada 267 juta rakyat kita," imbuhnya..



                                                           51
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57