Page 49 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2021
P. 49

Ringkasan

              Sepuluh calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari berbagai desa di Kabupaten Brebes mengaku
              tertipu Perusahaan  Jasa  Tenaga  Kerja  Indonesia  (PJTKI)  yang diduga bodong. Mereka telah
              menyetorkan uang hingga puluhan juta, namun sampai sekarang belum juga diberangkatkan ke
              negara  tempat  bekerja  yang  dijanjikan  di  Australia.  Uang  yang  mereka  setorkan  ke  PJTKI
              tersebut juga belum dikembalikan kepada para PMI.



              10 CALON PEKERJA MIGRAN ADUKAN PJTKI KE MAPOLRES BREBES

              Sepuluh calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari berbagai desa di Kabupaten Brebes mengaku
              tertipu Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang diduga bodong.

              Mereka  telah  menyetorkan  uang  hingga  puluhan  juta,  namun  sampai  sekarang  belum  juga
              diberangkatkan  ke  negara  tempat  bekerja  yang  dijanjikan  di  Australia.  Uang  yang  mereka
              setorkan ke PJTKI tersebut juga belum dikembalikan kepada para PMI.

              Para PMI yang menjadi korban mendatangi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
              Brebes, untuk melaporkan kasusnya tersebut, Selasa (5/10/2021). Tak lama berselang, mereka
              mengadukan kasus tersebut ke Mapolres Brebes.

              Chandra Giovani (21) calon PMI asal Desa Petunjungan, Kecamatan Wanasari mengaku, sudah
              menyetorkan uang sebanyak Rp 26 juta. Itu karena tergiur tawaran gaji PJTKI.

              Dirinya dijanjikan untuk dipekerjakan di bidang perkebunan di Australia dengan gaji mencapai
              Rp 26 juta. Syaratnya, membayar sejumlah uang untuk pendaftaran dan mengikuti pelatihan
              sebelum diberangkatkan.

              "Kemarin untuk uang pendaftaran sudah saya bayarkan dua kali. Pertama, daftar Rp 6 juta bulan
              April  lalu.  Kedua,  Rp  20  juta,  dua  minggu  setelahnya  sebagai  job  order  ke  Australia,"  kata
              Chandra Giovani.

              Hal serupa diungkapkan calon PMI asal Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Nahrowi (31). Ia
              mengaku, tertipu dan sudah menyetorkan uang Rp 6 juta ke PJTKI tersebut.

              Nahrowi  menyatakan,  jika  iming-iming  pihak  sponsor  sangat  meyakinkan.  Buktinya,  puluhan
              calon PMI dari sejumlah desa di Brebes juga percaya janji palsu tersebut.

              "Modusnya memang rapi, karena saya tidak punya uang banyak. Daftarnya, Rp 6 juta dan biaya
              pelatihan bisa pakai sertifikat untuk jaminan di bank. Setelah kerja, angsuran dipotong dari gaji
              sebagai PMI di Australia," jelasnya.

              Sementara  itu,  sponsor  sekaligus  perantara  PT  KMS  selaku  PJTKI,  Fatmawati  (34)
              mengungkapkan, pertama bertemu dengan YRM, selaku pemilik PT KMS sejak April 2021 lalu.
              Saat itu, ia diajak kerjasama untuk merekrut calon PMI dengan imbalan uang. Dijanjikan, jika
              dapat 20 orang, nantinya mendapat honor Rp 6 juta per PMI.


              "Saya berhasil merekrut sekitar 80 calon PMI. Saya direkrut jadi staf dengan gaji Rp 3,5 juta,
              termasuk tunjangan. Tapi, cuma tiga bulan digaji karena mulai curiga ada yang aneh," kata
              Fatmawati.

              Keanehan  dan  kecurigaan  tersebut,  kata  dia,  karena  pemilik  PT  tanpa  sepengetahuannnya
              kembali meminta uang pendaftaran ke calon PMI.



                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54