Page 61 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2021
P. 61

ATURAN JHT MAU DIREVISI, PEKERJA DIMINTA KAWAL REALISASI PROGRAM JKP

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memastikan pelaksanaan program JHT sebagaimana
              diatur dalam Permenaker 19/2015 masih tetap berlaku. Adapun program Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan  (JKP)  baru  akan  diimplementasikan  pada  tahun  2022  dan  perlu  dimonitor  serta
              dievaluasi pelaksanaannya sebelum manfaat JHT dikembalikan sesuai amanat UU dan filosofinya.

              "Sampai  saat  ini,  Kemnaker  berpandangan  bahwa  Permenaker  19/2015  terkait  manfaat  JHT
              masih relevan, mengingat saat ini situasi dan kondisi ketenagakerjaan masih dihadapkan pada
              dampak pandemi COVID-19," kata Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker, Indah Anggoro Putri dalam
              keterangan  tertulis,  Selasa  (5/10/2021)  Lebih  lanjut  Putri  menjelaskan  secara  filosofis,  JHT
              merupakan program jaminan sosial jangka panjang (long-term) yang menjadi jaring pengaman
              pekerja/buruh ketika memasuki masa pensiun, pekerja tidak bisa bekerja kembali karena cacat
              total tetap sebelum pensiun, atau meninggal dunia. Sedangkan jaring pengaman yang bersifat
              short term, dalam hal ini berhenti bekerja, saat ini sudah tersedia program JKP.

              Sebagaimana  diketaui  bahwa  dalam  Permenaker  19/2015,  manfaat  JHT  bagi  peserta  yang
              berhenti bekerja dapat dibayarkan sekaligus setelah melewati masa tunggu satu bulan. Adanya
              manfaat JKP ditujukan untuk memberikan jaring pengaman bagi pekerja yang berhenti bekerja.

              Sehingga, manfaat JHT yang diterima pekerja di masa pensiun nanti menjadi lebih besar. Jika
              pun peserta ingin mengambil manfaat JHT sebelum pensiun, dimungkinkan jika telah menjadi
              peserta minimal 10 tahun dan manfaat yang diambil pun maksimal 30 persen dari jumlah JHT
              yang bersangkutan.

              "Oleh sebab itu, saat ini kami sedang mengkaji manfaat JHT untuk dikembalikan kepada filosofi
              dan sesuai amanat UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Hal ini juga
              sebagai upaya agar antar satu program jamsos dengan yang lain saling harmonis dan sinergis
              dalam memberikan perlindungan kepada pekerja/buruh," jelasnya.

              Lebih dari itu, program JHT juga memiliki manfaat tambahan lainnya atau sering disebut MLT.
              MLT  JHT  saat  ini  dikhususkan  untuk  membantu  perumahan  bagi  pekerja/buruh.  Manfaat
              tambahan  semata-mata  juga  merupaya  upaya  mengatasi  masalah  backlog  perumahan  yang
              menjadi concern Pemerintah.

              "Pemerintah terus berupaya agar seluruh program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan benar-benar
              memberi manfaat bagi pesertanya," ujarnya.

              "Kami  terus  mendorong  BPJS  Ketenagakerjaan  untuk  berinovasi  dalam  mengembangkan
              manfaat, pelayanan, maupun cakupan kepesertaan. Permerintah tentu sangat berharap agar
              seluruh manfaat Jaminan Sosial dapat benar-benar memberikan pelindungan dan kesejahteraan
              bagi pekerja/buruh," imbuhnya.



















                                                           60
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66