Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2019
P. 33
Title PELAKU INDUSTRI DIHANTUI ANCAMAN UPAH MAHAL PADA 2020
Media Name bisnis.com
Pub. Date 16 September 2019
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190916/12/1148834/pelaku-industri-di hantui-
Page/URL
ancaman-upah-mahal-pada-2020
Media Type Pers Online
Sentiment Negative
JAKARTA -- Permasalahan upah mahal bakal menghantui pelaku industri pada 2020,
di tengah kelesuan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan belum pulihnya kinerja
sektor-sektor padat karya seperti manufaktur.
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia Harijanto
mengatakan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2020 berpotensi kembali
mencapai kisaran 8,03% seperti tahun ini, apabila penetapannya mengacu pada
Peraturan Pemerintah No.78/2015 tentang Pengupahan.
Menurutnya, besaran kenaikan UMP sebesar 8% per tahun akan menjadi tekanan
berat bagi pelaku industri. Untuk itu, pemerintah didesak untuk turut
memperhatikan faktor produktivitas pekerja sebelum menetapkan UMP 2020, yang
pembahasannya dimulai akhir bulan ini.
"[Kinerja] dunia usaha lagi berat tahun ini. Semoga tidak ada lagi politisasi soal
UMP, khususnya di daerah," ujarnya kepada , akhir pekan lalu.
Wakil Ketua Apindo DKI Jakarta Bidang Pengupahan Nurjaman juga mengeluhkan
kondisi pelaku industri di Ibu Kota yang tertekan akibat permasalahan upah pekerja
yang mahal.
Menurut perhitungannya, jika mengacu pada pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang mencapai 5,06% pada semester I/2019 dan inflasi tahunan sebesar 2,53%,
seharusnya kenaikan UMP pada tahun depan hanya sekitar 7,59%.
Bagaimanapun, sebutnya, agar tidak memberatkan pelaku usaha, kenaikan UMP
ideal pada tahun depan seharusnya tidak lebih dari 5% dari ketetapan tahun ini.
"Kalau naiknya seperti tahun lalu, ukurannya bukan berat atau tidak, tetapi
mampukah perusahaan untuk melaksanakannya? Sebab, karakter perusahaan itu
kan berbeda-beda," tegasnya.
Dia mengakui pengusaha tidak dapat menghindar dari ketetapan PP Pengupahan,
yang perhitungannya didasari oleh perkembangan inflasi nasional. Namun,
Page 32 of 86.