Page 106 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 FEBRUARI 2020
P. 106

yang salah satu alasannya adalah merampingkan, memangkas, serta menghapus
               regulasi setingkat Undang Undang yang tumpang tindih dan menghambat
               kemudahan investasi.

               Dengan skema Omnibus Law diyakini akan memudahkan pemerintah dalam
               mengambil keputusan. Sebagaimana ditandaskan presiden Jokowi kala
               berpidatopada HUT partai Nasdem ke-8. Presiden Jokowi secara tegas menyatakan
               bahwa dengan adanya Omnibus Law akan memudahkan pemerintah mengambil
               keputusan.

               Obesitas regulasi seakan membuat pemerintah gagap mengambil keputusan-
               keputusan strategis, meskipun obesitas regulasi merupakan konsekuensi logis dari
               rejim otonomi daerah (Otoda) yang berlaku pascareformasi 1998.

               Karena itu, secara esensial payung hukum sapu jagat membawa harapan bagi
               prekonomian nasional.

               Kendati demikian, ambisi presiden Jokowi membuat Omnibus Law jangan sampai
               bertolak belakang dengan konsep Otoda yang semangatnya adalah
               mendistribusikan kewenangan kepada daerah agar tak tersentral di pusat.

               Terlepas dari niat baik pemerintah, kehadiran Omnibus Law bukan tanpa problem.
               Minimnya partisipasi publik, bahkan terkesan "dirahasiakan", sehingga memantik
               kecurigaan beberapa kalanganmengenai siasat pemerintah-pemodal dalam
               mempecundangi semua pelaksana yang bakal terkena imbas. Kecurigaan tersebut
               tak sepenuhnya keliru.

               Pasalnya, sampai saat ini draf Omnibus Law yang beredar masih beragam
               versi.Sehingga Omnibus Law masih ditafsirkan beragam. Alhasil, upaya memberi
               respon kritis pun cenderung kurang maksimal.

               Lemahnya Kuasa Negara Atas SDA (?) Persoalan krusial yang harus menjadi
               perhatian betul pemerintah adalah Rancangan Undang Undang (RUU) Omnibus Law
               di sektor Sumber Daya Alam (SDA) yang meliputi pertambangan, perkebunan,
               kehutanan, dan lingkungan hidup. Perubahan skema Izin Usaha Pertambangan
               Khusus (IUPK) menjadi Perjanjian Berusaha Pertambangan Khusus (PBKP) secara
               taklangsung akan berpengaruh signifikan atas perubahan penguasaan negara atas
               sumber daya alam serta semakin rentannya masyarakat adat serta brutalitas
               eksploitasi lingkungan hidup.

               Hadirnya RUU Omnibus Law dapat membawa perubahan yang cukup
               signifikan.Salah satuya terkait penguasaan negara terhadap SDA, sebagaimana
               termaktub dalam UUD 1945 Pasal 33.

               Beralihnya rejim kontrak karya (KK) menjadi rejim izin usaha pertambangan khusus
               (IUPK) nampaknya tak berlangsung lama. Dalam RUU Omnibus Law , telah
               diwacanakan skema baru, yakni perjanjian berusaha pertambangan khusus (PBKP).



                                                      Page 105 of 130.
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111