Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 FEBRUARI 2020
P. 123
Menurut Abdul Rachman, seorang aktivis buruh migran yang mendampingi keluarga
Tuah bin Osman, harapan tetap ada dengan melalui tahapan-tahapan, dimulai
dengan uji DNA guna merevisi akta kelahiran.
"Bahwasanya bapak adalah ayah daripada anak ini, yang pastinya di Malaysia
melalui DNA. Kalau sudah resmi bahwa bapak adalah ayah daripada anak ini maka
bapak akan saya dampingi untuk menuntut kepada pihak yang terkait memasukkan
nama ayah di sijil kelahiran (akta kelahiran) ini," jelas Abdul Rachman.
Hanya saja uji DNA memakan biaya tidak sedikit, sekitar 4.000 ringgit atau kira-kira
Rp13 juta dan fungsi hasil uji DNA itu hanya sebagai bukti pendukung.
Diakui pemerintah Malaysia bahwa proses pembuktian seorang anak berhak
mendapat status warga negara atau tidak, memang memakan waktu.
Belakangan Menteri Dalam Negeri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengatakan pemerintah
telah bertekad mempercepat proses pengurusan kewarganegaraan mereka.
"Itu akan dilakukan sesuai dengan hukum, konstitusi dan prosedur standar yang
telah ditempuh selama ini dalam mempertimbangkan pemberian kewarganegaraan."
"Kita tidak bisa membandingkan satu kasus dengan lainnya. Mungkin saja kasusnya
mirip tapi sejatinya berbeda. Jadi yang kita perlu lakukan adalah mempercepat
prosesnya," kata menteri yang dalam pemerintahan sebelumnya duduk sebagai
wakil perdana menteri itu.
Hingga kini belum jelas bagaimana implementasi tekad itu di tataran pelaksanaan.
Adik-adik warga negara Malaysia Seandainya, Tuan bin Osman selaku ayah Efa
Maulidiyah mendaftarkan pernikahannya dengan Asma secara resmi, sebelum Efa
lahir, maka nasibnya tentu akan berbeda.
Page 122 of 130.