Page 124 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 FEBRUARI 2020
P. 124
Kedua adik Efa, lahir setelah pasangan itu menikah secara resmi di kota asal Asma,
Surabaya.
Mereka, kini masing-masing berusia 10 dan 11 tahun, tercatat secara sah sebagai
warga negara Malaysia tanpa kesulitan.
Di satu sisi Asma tidak bersemangat mengurus kewarganegaraan putrinya atas
dasar garis keturunan ibu sebagai WNI.
"Kata orang, kalau bisa urus surat kelahiran pasalnya emak dan bapaknya ada di
sini. Kalau Efa jadi warga negara Indonesia, bagaimana?" demikian Asma beralasan.
Di tengah carut-marut pengurusan status kewarganegaraan , sebagaimana dialami
Efa, jalan belum tertutup sepenuhnya jika ingin diurus mengikuti kewarganegaraan
ibunya, kata Yusron Ambary, Kepala Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur.
"Banyak kasus di mana orang tua datang ke kami tanpa selembar dokumen apapun.
Tetap semua itu kita proses, kita bantu." "Yang paling utama adalah kita akan
melakukan wawancara mendalam kepada si ibu untuk memastikan status
kewarganegaraan yang bersangkutan dan anak itu," jelas Yusron Ambary dalam
wawancara khusus dengan BBC News Indonesia di Kuala Lumpur.
Karena ketiadaan dokumen hampir dipastikan menyulitkan pengurusan
kewarganegaraan, maka sesuai instruksi Duta Besar Republik Indonesia di Kuala
Lumpur Rusdi Kirana, KBRI sejak tahun 2017 menggencarkan sosialisasi
pendaftaran anak-anak keturunan WNI, tambahnya.
Ada dua dokumen yang biasanya diterbitkan KBRI, yang pertama adalah surat
keterangan kewarganegaraan dan surat pengenal lahir.
"Dua dokumen inilah yang akan menjadi dasar bagi Atase Imigrasi untuk
Page 123 of 130.