Page 68 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2020
P. 68

Ringkasan

              Hingga awal Desember 2020, pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
              Ekonomi  Nasional  (KPCPEN)  dengan  anggaran  yang  dikelola  Kementerian  Ketenagakerjaan
              kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU).



              KEMENAKER: PENERIMA BANTUAN SUBSIDI UPAH CAPAI 90 PERSEN

              Hingga awal Desember 2020, pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
              Ekonomi  Nasional  (KPCPEN)  dengan  anggaran  yang  dikelola  Kementerian  Ketenagakerjaan
              kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU).

              Bantuan  ini  bertujuan  untuk  meringankan  beban  ekonomi  para pekerja  sekaligus  membantu
              menggerakkan  roda  perekonomian  nasional  lewat  menjaga  daya  beli  masyarakat  yang
              terdampak pandemi Covid-19.

              "BSU ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga daya beli dan konsumsi para pekerja atau
              buruh  yang  terdampak  Covid-19.  Pekerja  yang  menerima  upah  dan  sudah  didaftarkan  oleh
              perusahaannya merupakan para pekerja yang terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan",
              kata Reza Hafiz, Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan dalam Dialog Produktif dengan tema
              'Sudah Sampai Mana Implementasi BSU?'.

              Kementerian Ketenagakerjaan telah mamvalidasi kriteria penerima manfaat BSU ini secara teliti
              dan sahih, karena basis datanya adalah BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kriteria  penerima  manfaat  BSU  ini  yaitu,  Warga  Negara  Indonesia,  pekerja  anggota  aktif
              jaminan sosial yang dibuktikan dengan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sampai bulan Juni
              2020,  dan  memiliki  upah/gaji  di  bawah  Rp  5  juta.  Selain  itu  kita  menjaga  agar  prosesnya
              langsung  diterima  penerima  manfaat.  Oleh  karena  itulah  BSU  ini  kita  transfer  langsung  ke
              rekening yang bersangkutan", terang Reza Hafiz.

              Perlu diketahui, penerima manfaat BSU ini mencapai 12,4 juta jiwa dengan total anggaran yang
              direalisasikan Rp 29,7 Triliun.

              "BSU  termin  pertama pada  periode  September-Oktober  2020 telah  terealisasi  sebanyak  98,8
              persen. Artinya sudah 12,2 juta orang yang bantuannya sudah terealisasikan. Sedangkan kini
              BSU  telah  mencapai  tahap  lima  termin kedua  pada  periode  November-Desember  2020  yang
              sudah terealisasi ke 11 juta penerima manfaat atau 90 persen", ujar Reza Hafiz.

              Demi  menjaga  transparansi,  Kementerian  Ketenagakerjaan  telah  menyampaikan  pembaruan
              data penerima tiap minggunnya, "Basis datanya berdasarkan laporan bank. Jadi misalnya Bank
              Mandiri sebagai bank penyalur, dalam satu minggu menyalurkan 1 juta data penerima manfaat,
              kita  dapat  datanya  setelah  selesai  penyalurannya.  Tapi  bukan  hanya  bank  Mandiri,  tapi  ada
              empat bank Himbara lainnya" tutur Reza Hafiz.

              Selain itu upaya-upaya transparansi terus dilakukan melalui proses pengawasan. Realisasi BSU
              ini telah diawasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
              "Data penerima manfaat BSU ini tidak kita ubah. Datanya sama seperti yang kami terima dari
              BPJS Ketenagakerjaan", tegas Reza Hafiz.

              Reza Hafiz menambahkan jika penerima bantuan telah meninggal dunia, maka BSU tetap dapat
              diterima oleh ahli waris sah yang bersangkutan. "Selama rekeningnya masih aktif, nantinya bisa
              dilakukan pemindahbukuan ke ahli waris", ungkapnya.



                                                           67
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73