Page 76 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020
P. 76

Title          BPJS WATCH DESAK PEMERINTAH DAN DPR TRANSPARAN SOAL OMNIBUS LAW
               Media Name     kompas.com
               Pub. Date      17 Februari 2020
                              https://money.kompas.com/read/2020/02/17/080900026/bpjs-watch-desak-pe merintah-
               Page/URL
                              dan-dpr-transparan-soal-omnibus-law-
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative






               JAKARTA,  - Koordinator Advokasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),
               Watch Timboel Siregar berpendapat, Rancangan Undang-Undang (  RUU  )
               Omnibus Law  Cipta Lapangan Kerja tersebut harus transparan dan dapat diakses ke

               publik. Termasuk ke Serikat Pekerja atau Serikat Buruh (SP/SB).

                Menurut dia, apabila pembahasan RUU  Omnibus  Law  dilakukan tertutup maka
               akan terjadi prasangka buruk dan kualitas undang-undang nantinya akan rendah
               dan mudah dibatalkan Mahkamah Konstitusi.


                "Saya kira dengan pasal yang akan dibahas sedemikian banyak (seribuan pasal)
               maka untuk memastikan efektivitas dan kualitas pembahasannya maka seharusnya
               seluruh komisi dilibatkan berdasarkan klasternya, tidak hanya dibahas di Baleg,"
               katanya dalam keterangan tertulis diterima  Kompas.com,  Jakarta, Minggu
               (16/2/2020).


                "Pembahasan draft ini harus benar-benar dicermati dan tidak dicepat-cepatin
               sehingga kualitasnya menjadi rendah," lanjut Timboel.

                RUU Omnibus Law telah diserahkan pemerintah ke  DPR  RI. Pemerintah pun
               memnta DPR segera membahas RUU tersebut sehingga ditargetkan dalam tiga

               bulan selesai.

                Menurut dia, persoalan RUU Omnibus Law ini ada di ranah formil dan materil.
               Secara formil, pembuatan draft RUU ini dilakukan dengan tidak transparan. Naskah
               akademik tidak terpublikasi, peran serta masyarakat tidak terakomodir, draft RUU
               yang muncul terus berganti sehingga kerap kali disebut hoaks.


               Demikian juga dengan materialnya yaitu substansi pasal-pasal di draft RUU ini
               khususnya di klaster ketenagakerjaan, menyiratkan secara terang-terangan
               penurunan manfaat kepada pekerja.


                Sebagai contoh, kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang
               menghilangkan penggantian hak dan tertulis di pasal 156 ayat 4 UU Nomor 13
               Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta menurunkan nilai penghargaan masa
               kerja (pasal 156 ayat 3) menjadi maksimal 8 kali.



                                                       Page 75 of 185.
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81