Page 72 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020
P. 72

Ia mengaku sangat terkejut dengan isi draf  Omnibus Law  Cipta Kerja karena
               banyak poin yang merugikan buruh.


                "Saya masih teringat cita-cita ayahanda Almarhum Jacob Nuwa Wea saat
               menyusun UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakaerjaan. Aturan ini dibuat saat
               Jacob Nuwa Wea menjabat Menakertrans di era Presiden Megawati," ujar Andi di
               Jakarta, Minggu (16/2/2020).


                "Isinya sangat melindungi nasib buruh, berbeda 180 derajat dengan  Omnibus Law
               Cipta Kerja yang justru menyulitkan nasib buruh," sambungnya.


                Menurutnya, ada banyak hak buruh yang dihapus tak lagi berlaku dengan hadirnya
               omnibus law tersebut, seperti perubahan jam kerja, sistem kerja, kerja kontrak,
               outsourcing, upah minimum, dan pesangon.


                Selain itu, aturan tenaga kerja asing, sistem kerja dari long life menjadi fleksibel,
               serta soal jaminan sosial.


                "Aturan yang membela nasib buruh dengan membatasi masa kontrak kerja,
               pesangon yang memadai, outsourcing terbatas untuk 5 jenis pekerjaan, sanksi
               pidana untuk pengusaha yang tidak menaati aturan dalam UU No 13 Tahun 2013,
               kenapa itu semua harus dihapuskan?," paparnya.

                Andi pun menyebut serikat buruh hingga saat ini tidak pernah diajak berdiskusi
               dalam  Omnibus Law  Cipta Kerja, meski pemerintah mengklaim telah
               berkomunikasi.


                "Sebutkan dengan jelas pimpinan buruh yang terlibat dari awal penyusunan RUU
               Cipta Kerja, jangan mengada-ada," ucapnya.

                   Sekretaris Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Afif Johan juga
               memprotes hal yang sama.


                Ia mengatakan, pemerintah tidak transparan dalam perumusan Rancangan
               Undang-Undang (RUU)  Omnibus Law  Cipta Lapangan Kerja.

                "Dalam proses pembuatan RUU Omnibus, Undang-undang Cipta Karya ini, kurang
               transparan. Karena kami tidak dilibatkan secara keseluruhan," ujarnya.

                Seperti diberitakan sebelumnya, Surat Presiden (Surpres) terkait draft omnibus law
               cipta lapangan kerja sudah ditandatangani Presiden Joko Widodo dan disampaikan
               kepada pimpinan DPR RI pada Rabu (13/2/2020) lalu.

                Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Politik Hukum Keamanan Kemenko
               Perekonomian Elen Setiadi mengatakan, saat ini ada 45 juta orang angkatan kerja
               yang bekerja tidak penuh.


                Jumlah itu terjadi karena mereka disebut tidak tercover penuh oleh Undang-
               Undang Ketenagakerjaan.



                                                       Page 71 of 185.
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77