Page 69 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020
P. 69

Omnibus law  sebagai tatanan simetris, rasional, sistemik, tidaklah imun dari relasi
               kekuatan-kekuatan (power relationships) di negeri ini. Ada kekuatan formal dan ada
               pula kekuatan nonformal. Ketika masalah, perkara, atau sengketa muncul (tak
               terhindarkan) sebagai akibat pemberlakuan  omnibus law  dipastikan pemerintah--
               melalui lembaga-lembaga formal--akan menggunakan kekuatan dan kekuasaannya
               agar kepentingannya terlindungi. Masyarakat--terkena dampak--akan melihatnya
               sebagai ketidakadilan karena "tindakan sewenang-wenang" pemerintah. Para
               advokat -sebagai pembela pemerintah atau pembela rakyat--bekerja secara
               profesional demi nasib kliennya masing-masing. Ketika suatu perkara sampai di
               pengadilan, hakim mungkin membuat putusan (vonis) atas pertimbangan
               keyakinannya, tetapi bisa pula berkiblat pada teks-teks  omnibus law.

                Dalam situasi kompleks demikian, tidaklah mudah menjadikan  omnibus law
               sebagai sistem hukum nasional. Siapa pun tidak boleh terkorbankan karena
               omnibus law  . Keterbukaan, kejujuran, kenasionalan, sikap populis, perlu
               dikedepankan.

                Wallahu a'lam.

                (mhd).




















































                                                       Page 68 of 185.
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74