Page 179 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 179
Judul Arief Poyuono: Pembahasan RUU Cipta Kerja Bisa Runyam
Nama Media jpnn.com
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL https://www.jpnn.com/news/arief-poyuono-pembahasan-ruu-cipta-
kerja-bisa-runyam
Jurnalis redaksi
Tanggal 2020-07-15 13:28:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
negative - Arief Poyuono (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra) Di mana, jika draf RUU Ciptaker
yang terkait klaster ketenagakerjaan dipaksakan diundangkan, maka bisa menimbulkan gejolak
politik dan sosial serta penolakan dari kaum buruh dan pekerja
positive - Arief Poyuono (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra) Pada akhirnya akan berdampak
pada pertumbuhan ekonomi yang selama ini 50 persen ditopang dari sisi konsumsi masyarakat
neutral - Arief Poyuono (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra) Namun, bila hanya satu sisi mesin
ekonomi saja yang diberi oli sementara satu sisi tidak diberikan oli, ya akhirnya mesin tidak bisa
bergerak laju
neutral - Arief Poyuono (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra) Yang harusnya RUU Ciptaker klaster
ketenagakerjaan sudah bisa disahkan tiga bulan yang lalu akhirnya jadi molor
Ringkasan
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan keluarnya tiga organisasi buruh
yakni KSPSI AGN, KSPI, dan FSP Kahutindo, dari tim teknis pembahasan Omnibus Law RUU
Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan bentukan Kemenaker akan menimbulkan persoalan besar.
Menurut dia, hal itu jadi tidak bisa mewakili kesepakatan tripartit yang terwakili oleh kaum
pekerja. Apalagi, lanjut Arief, dalam tripartit tersebut Kemenaker tidak melibatkan para pekerja
di sektor BUMN yang juga akan menjadi bagian kelas pekerja yang harus mengikuti hasil RUU
Ciptaker di dalam klaster ketenagakerjaan jika sudah diundangkan.
ARIEF POYUONO: PEMBAHASAN RUU CIPTA KERJA BISA RUNYAM
, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan keluarnya tiga
organisasi buruh yakni KSPSI AGN, KSPI, dan FSP Kahutindo, dari tim teknis pembahasan
178

