Page 221 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 221

Dia  menilai  yang  perlu  menjadi  perhatian  adalah  belum  adanya  pasal  yang  secara  jelas
              mengatur tentang pekerja disabilitas dalam RUU Ciptaker.

              "Hal tersebut perlu menjadi perhatian kita semua karena pada Bab IV tentang Ketenagakerjaan
              pada  RUU  Cipta  Kerja,  tidak  secara  ekspilisit  mengatur  hak  pekerja  yang  merupakan
              penyandang disabilitas. Tidak terdapat satu pasal pun dari ratusan pasal yang mengatur hak-
              hak para pekerja yang mengatur hak pekerja disabilitas," kata Ingrid dalam keterangannya di
              Jakarta, Selasa.
              Dia  mengatakan,  dirinya  sebagai  salah  satu  politisi  yang  menjadi  bagian  dalam  proses
              perumusan kebijakan tentang penyandang disabilitas, menyayangkan poin-poin tentang hak
              disabilitas tidak ada dalam RUU Ciptaker.

              Karena  itu  dia  mendorong  pemerintah  dan  DPR  RI  untuk  lebih  peduli  atas  nasib  serta
              kelangsungan hidup para penyandang disabilitas.

              "Landasan  hukumnya  jelas,  ada  UU  8  tahun  2016  tentang  Penyandang  Disabilitas,  dan
              pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan hak-hak pekerja disabilitas," ujarnya.

              Dia mengatakan masyarakat menyadari bahwa hingga saat ini turunan kebijakan dari UU 8
              tahun  2016  itu  belum  terlaksana  sepenuhnya  apalagi  kaitannya  dengan  kuota  penyandang
              disabilitas sebagai pekerja di sektor formal, masih minim jumlahnya.

              Menurut dia, ada banyak alasan misalnya ketidakmampuan para penyandang disabilitas dalam
              memenuhi standarisasi pekerja sektor formal.

              "Tapi sekarang balik lagi, apa pemerintah sudah memenuhi fasilitas penunjang sehingga kualitas
              pekerja disabilitas sesuai dengan standarisasi pekerja formal pada umumnya? Kan sekolah saja
              masih terbatas dan belum secara menyuluruh dapat memfasilitasi kebutuhan para penyandang
              disabilitas.  Kenapa  sekolah?  Karena  sekolah  merupakan  awal  pembentukan  skill  bagi  para
              penyandang  disabilitas  untuk  menguasai  cipta  dan  karya  agar  bisa  mandiri  kedepannya,"
              katanya.

              Ingrid menilai pada RUU Cipta Kerja secara general hanya beberapa pasal yang mengakomodir
              hak pekerja tanpa memasukkan hak pekerja disabilitas apalagi dijelaskan bahwa ada beberapa
              pasal tentang perlindungan bagi UMKM dan juga bagi para pekerja informal.

              Menurut dia, melihat situasi saat ini, ketika mayoritas penyandang disabilitas merupakan pekerja
              sektor informal ataupun pelaku usaha UMKM, perlu diperhatikan juga nasib mereka.

              "Jangan kemudian ketika para penyandang disabilitas meminta hak pendampingan usaha dan
              bantuan  modal  tidak  dapat  mengakses  hal  tersebut,  karena  di  undang-undangnya  tidak
              dicantumkan  juga  hak mereka  sebagai penyandang  disabilitas  yang  mendapatkan  hak  yang
              sama dengan pelaku usaha lainnya," ujarnya.(Antara).

















                                                           220
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226