Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 33

"Secara umum, Perpres yang diterbitkan telah memasukkan mayoritas poin-poin rekomendasi,"
              kata Plt Juru Bicara bidang Pencegahan  KPK  Ipi Maryati Kuding  dalam keterangannya, Rabu
              (15/7/2020).

              Adapun  perubahan-perubahan  yang  dimuat  dalam  perpres  baru  meliputi  target  penerima
              prakerja,  jenis  pelatihan,  jenis  lembaga  pelatihan,  bentuk  insentif,  mekanisme  pendaftaran,
              proses  seleksi  hingga  pelaksanaan  program  prakerja  saat  masa  Covid-19.  Di  samping  itu,
              perubahan yang dimuat meliputi susunan organisasi komite, ketentuan manajemen pelaksana,
              pemilihan  platform  digital,  dan  lembaga  pelatihan  yang  tidak  perlu  menggunakan  cara
              pengaturan  barang/jasa  pemerintah,  serta  gugatan  ganti  rugi  yang  dapat  diajukan  Manajer
              Pelaksana kepada penerima Kartu Prakerja.


              "Namun  demikian,  saat  ini  sedang  dilakukan  pembahasan  Peraturan  Menteri  Koordinator
              Perekonomian baru. KPK terlibat memberikan masukan terhadap draf Permenko tersebut dan
              berharap teknis implementasi rekomendasi KPK akan tertuan dalam Permenko," ujar Ipi.

              KPK sebelumnya menemukan sejumlah persoalan terkait empat aspek tata laksana program
              yang  perlu  diperbaiki,  yaitu  proses  pendaftaran,  kemitraan  dengan  platform  digital,  materi
              pelatihan dan pelaksanaan program.

              "Permasalahan tersebut salah satunya disebabkan karena desain program Kartu Prakerja untuk
              kondisi normal sesuai Perpres Nomor 36 Tahun 2020. Namun, dalam situasi pandemi Covid-19,
              program ini kemudian diubah menjadi semi bantuan sosial, sehingga dari sisi regulasi perlu
              disesuaikan," kata Ipi.

              KPK  pun  telah  memberikan  tujuh  rekomendasi  kepada  Kemenko  Perekonomian  untuk
              memperbaiki program kerja ini beberapa waktu lalu. Pertama, penerimaan peserta dilakukan
              dengan metode pasif. Dalam hal ini, peserta yang disasar tidak perlu mendaftar, melainkan
              dihubungi  manajemen  pelaksana  untuk  ditawarkan  mengikuti  program.  Selanjutnya,
              penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identifikasi peserta sudah memadai,
              tidak perlu menggunakan fitur lain yang justru berpotensi memboroskan anggaran.

              Ketiga, Komite perlu meminta pendapat hukum dari Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha
              Negara Kejagung tentang kerja sama dengan delapan platform digital apakah termasuk dalam
              cakupan pengadaan barang/jasa pemerintah. Berikutnya, platform digital tidak boleh memiliki
              konflik kepentingan dengan Lembaga Penyedia Pelatihan. Dalam hal ini, 250 pelatihan yang
              terindikasi memiliki konflik kepentingan harus dihentikan penyediaannya.

              Kelima, kurasi materi pelatihan dan kelayakannya untuk diberikan secara daring agar melibatkan
              pihak-pihak  yang  kompeten  dalam  area  pelatihan  serta  dituangkan  dalam  bentuk  petunjuk
              teknis. Setelah itu, materi pelatihan yang teridentifikasi sebagai pelatihan yang gratis melalui
              jejaring internet, harus dikeluarkan dari daftar pelatihan yang disediakan lembaga pelatihan.
              Terakhir,  pelaksanaan  pelatihan  daring  harus  memiliki  mekanisme  kontrol  agar  tidak  fiktif.
              Misalnya, pelatihan harus interaktif sehingga bisa menjamin peserta yang mengikuti pelatihan
              mengikuti keseluruhan paket. Selain ketujuh rekomendasi,  KPK  juga meminta agar pembukaan
              peserta gelombang keempat dihentikan sementara waktu sampai ada evaluasi.
              "Serta  ada  pengembalian  implementasi  program  ke  kementerian  yang  relevan  yaitu
              Kementerian Tenaga Kerja mengingat infrastruktur yang sudah tersedia di sana," ujar Ipi..







                                                           32
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38