Page 61 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2020
P. 61

Ia berharap agar langkah tersebut menjadi komitmen yang disertai dengan implementasi yang
              jelas dan terukur.

              "Tentu saja kami apresiasi rencana ini karena praktek ini memang sudah lama sekali tetapi
              seolah-olah tak pernah tuntas karena ada isu perdagangan orang di sana yang harus menjadi
              perhatian," kata Christina di Jakarta, Rabu (15/7).

              DPR sendiri khususnya Panja Perlindungan WNI dan Kinerja Perwakilan di Luar Negeri terkait
              Pandemi Covid-19 Komisi I sudah menggelar rapat dengan BP2MI dan meminta agar rencana
              ini dilakukan dengan komitmen yang kuat.

              Pengiriman PMI secara illegal (non prosedural) lanjut Christina, telah menjadi permasalahan
              sejak lama dan sangat serius karena berkaitan dengan sindikasi perdagangan orang (human
              trafficking).  BP2MI  sendiri  berencana  membentuk  Satgas  Sindikasi  Pelindungan  PMI  Non
              Prosedural Agustus mendatang.

              "Ini kami apresiasi namun ingin memastikan ini benar-benar diseriusi. Harus jelas siapa saja
              yang akan terlibat dan bagaimana strategi BP2MI memerangi sindikat ini," tegas Christina.

              Christina yang merupakan anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta II (Jakarta Pusat,
              Jakarta Selatan dan Luar Negeri) tersebut sudah lama memiliki perhatian pada para pekerja
              migran agar benar-benar mendapat perlindungan maksimal dari Negara.

              Ia juga mengapresiasi rencana BP2MI untuk membebaskan PMI dari biaya penempatan di luar
              negeri, namun kembali ingin memastikan agar rencana ini bisa berjalan dan berkelanjutan.

              "MIsalnya  harus  jelas darimana  anggaran  pembiayaannya,  bagaimana memastikan  penyalur
              (agen) di luar negeri tidak membebankan biaya penempatan kepada PMI? Pemotongan gaji oleh
              agen (overcharging) kerap terjadi dan menjadi permasalahan tersendiri seperti banyak terjadi
              di Hong Kong," ungkap Waksekjen DPP Partai Golkar tersebut.
              Bukan  hanya  itu,  Christina  juga  terus  mendorong  agar  Rancangan  Peraturan  Pemerintah
              tentang Penempatan dan Pelindungan Awak Kapal Niaga dan Awak Kapal Perikanan Migran
              (RPP ABK) segera diselesaikan.

              Menurutnya, sejak Mei 2020, BP2MI telah melakukan rapat intensif dengan Menko Maritim dan
              Investasi, Menteri Ketenagakerjaan, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan dan
              Perikanan guna membahas peraturan ini yang merupakan amanat Pasal 64 UU No. 18 Tahun
              2017 tentang Pelindungan PMI.

              "Saya berharap peraturan ini bisa segera selesai dan diberlakukan guna memberikan kerangka
              perlindungan bagi ABK Indonesia. Praktek-praktek eksploitasi serta diskriminasi terhadap ABK
              kita di luar negeri harus segera diakhiri," pungkas Christina. (OL-7).



















                                                           60
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66