Page 195 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 195

2045  jumlahnya  akan  mencapai  30  juta  jiwa.  Diperlukan  kebijakan  yang  pro  peluasan
              kesempatan kerja dari Kemenaker RI.
              Terkait perluasan kesempatan kerja itu, peluang kerja ke Korea Selatan selalu disambut antusias
              oleh para pecari kerja di tanah air. Selain karena besarnya gaji yang diperoleh, pemerintah Korsel
              memberikan  pelindungan  hukum  yang  baik  seperti  kebanyakan  negara  maju  lainnya  seperti
              Jepang dan Amerika Serikat.

              Terkait  hal  itu,  Ketua  Badan  Buruh  &  Pekerja  Pemuda  Pancasila  (B2P3),  Jamaludin
              Suryahadikusuma,  mengatakan,  bahwa  penempatan  kerja  ke  Korsel  itu  ditentukan  dengan
              skema penempatan government to government/ G to G dan status PMI yang ditempatkan itu
              sebagai full employment dan bukannya skema penempatan magang seperti halnya di Jepang.
              Ini  berarti,  PMI  yang bekerja  di  Korea  itu  dari  sisi  hak  dan pelindungan  akan  sama  dengan
              pekerja Korea yang bekerja di sektor yang sama.

              Jamal mencontohkan, 1 PMI bekerja sebagai suvervisor di perusahaan manufactur maka akan
              mendapatkan  gaji  dan  pelindungan  hukum  yang  sama  dengan  pekerja  korea  yang  bekerja
              sebagai  suvervisor  di  pabrik  yang  sama.  Berbeda  dengan  di  Jepang,  dengan  penempatan
              magang, maka PMI hanya mendapatkan gaji setengah dari pekerja Jepang pada jabatan yang
              sama.

              Karena itu, ketika ada informasi kerja dari Kementrian Kehakiman Korea akan kebutuhan tenaga
              kerja melalui jalur Seasonal Worker Program (SWP) tentu B2P3 menyambut dengan antusias.
              Permintaan  SWP  ini  akan  membantu  pemerintah  daerah  untuk  keluar  dari  lonjakan  angka
              pengangguran.

              “Ribuan  kesempatan  kerja  musiman  ini  bisa  mendukung  program  Nawacita  Presiden  Jokowi
              untuk mengatasai lonjakan pengangguran di tanah air,” ungkap Jamal dalam keterangannya, di
              Jakarta, Rabu (22/12).

              Dengan penempatan PMI SWP ini, kata Jamal, maka akan meningkatkan pemasukan devisa bagi
              negara sekaligus menghidupkan geliat ekonomi di pedesaan yang selama 2 tahun pendemi ini,
              geliat ekonomi di pedesaan banyak yang mengalami mati suri alias hidup segan mati tak mau.

              Sayangnya, peluang ini tidak disikapi dengan bijaksana oleh pemerintah. Alih-alih membahas
              problema dalam penempatan SWP, pemerintah melalui Dirjen Penempatan Kementrian Tenaga
              Kerja  malah  mengeluarkan  surat  edaran  Kemenaker  B-3/429/PK.02.03/1/2021  tentang
              penempatan PMI ke Korea Selatan Menggunakan Visa E-8 atau penempatan PMI melalui jalur
              Seasonal Worker Program (SWP).

              Isinya bahwa pemerintah tidak merekomendasikan program SWP ini karena berpotensi akan
              menimbulkan  masalah  pada  aspek  pelindungan  seperti  tidak  ada  asuransi  kesehatan  dan
              asuransi pensiun, gaji yang didapat tidak sesuai dengan jam biaya yang dikeluarkan PMI untuk
              bekerja di SWP ini, ekspolitasi jam kerja, dan bila ada masalah yang timbul akan sulit diselesaikan
              karena program ini bukan berada di bawah Kementrian Tenaga Kerja Korea melainkan di bawah
              Kementrian Kehakiman.

              Pelarangan Visa E-8 ini telah membawa keuntungan bagi negara tetangga seperti Timor-Timur,
              Afghanistan. Ribuan kuota untuk Indonesia akhirnya diambil negara-negara miskin tersebut. Hal
              ni tentu amat disayangkan. Padahal jika Kemanaker mau bijak dan mengikuti semangat Nawacita
              Presiden Jokowi harusnya Indonesia malah yang merebut kesempatan kerja musiman ini dan
              bukannya membiarkan diambil negara-negara pesaing.

              Jamal menegaskan, keberhasilan pemerintah, salah satunya ditandai dengan kemampuannya
              untuk menciptakan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Apa yang Menaker telah

                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200