Page 223 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 223

"Sudah kami jadwalkan, kami mau panggil Senin depan," kata Sekretaris Komisi B DPRD DKI
              Jakarta Pandapotan Sinaga di Jakarta, Rabu (22/12/2021) dilansir dari Antara.
              Dalam pemanggilan itu pihaknya akan meminta klarifikasi soal revisi penyesuaian UMP 2022.

              Ia menjelaskan besaran UMP 2022 sebesar 5,1 persen hasil revisi pertama, berpotensi kembali
              direvisi karena dinilai belum mengakomodasi pengusaha.

              "Maksud saya kenapa gegabah, kenapa tidak ada kajian waktu ambil keputusan di awalnya. Oke
              dia revisi sekarang ini, dia keluarkan angka, komunikasikan dulu dong dengan pengusaha sama
              pekerja," ucapnya.

              Seharusnya, lanjut dia, pembahasan soal UMP termasuk revisi harus melibatkan tripartit yakni
              unsur pemerintah, pengusaha dan serikat pekerja atau buruh.

              "Jangan dia putuskan sekarang ini seakan-akan mau pencitraan lagi, jadi membuat kebijakan
              jangan membuat pencitraan melulu," ucap Pandapotan.

              Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan kemudian merevisi penetapan UMP 2022 di Jakarta
              yang naik 5,1 persen atau sebesar Rp225.667 menjadi Rp4.641.854 pada Sabtu (18/12).

              Angka itu merevisi Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Nomor 1395 tahun 2021 tentang UMP
              2022 pada 21 November 2021 dengan penyesuaian sebelumnya sebesar 0,8 persen atau sebesar
              Rp37.749 menjadi Rp4.493.724.

              Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  beralasan  revisi  tersebut  berdasarkan  kajian  Bank
              Indonesia yang memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 mencapai 4,7 persen
              sampai dengan 5,5 persen.

              Kemudian inflasi diproyeksi akan terkendali sebesar tiga persen atau berada pada rentang dua
              hingga empat persen.

              Begitu  juga  kajian  Institute  For  Development  of  Economics  and  Finance  (Indef)  yang
              memproyeksikan  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  pada  2022  sebesar  4,3  persen  menjadi
              pertimbangan.

              Sedangkan, jika mengacu kepada PP 36 tahun 2021 tentang Pengupahan, mengatur formula
              penyesuaian  UMP  dengan  menggunakan  inflasi  atau  nilai  pertumbuhan  ekonomi  provinsi
              berdasarkan data lembaga berwenang bidang statistik.

              Sementara itu, untuk revisi UMP 2022 yang naik 5,1 persen hingga saat ini Gubernur DKI belum
              menerbitkan  Keputusan  Gubernur,  sesuai  dengan  pasal  29  dalam  PP  36  tahun  2021  yang
              mewajibkan UMP ditetapkan melalui Kepgub.

              Sedangkan,  pada  pasal  4  dalam  PP  36/2021  juga  disebutkan  pemerintah  daerah  dalam
              melaksanakan kebijakan pengupahan wajib berpedoman pada kebijakan pemerintah pusat.















                                                           222
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228