Page 102 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 102

Batam  akan  semakin  maju  dengan  penghidupan  pekerja/buruh  yang  semakin  sejahtera  dan
              investasi yang terus berkembang


              Ringkasan

              Aliansi buruh di Kota Batam, Kepulauan Riau kecewa dengan surat keputusan (SK) Gubenur
              Kepri, Ansar Ahmad terkait upah minimum Kota (UMK) Batam Tahun 2022. Ketua DPC FSP LEM
              SPSI Kota Batam, Surya Sastra menyebutkan jika para buruh menolak penetapan upah tersebut.
              Pihaknya juga menilai gubenur tidak komitmen dan tak adil kepada nasib buruh.



              KECEWA PENETAPAN UMK 2022, ALIANSI BURUH DI BATAM ANCAM DEMO BESAR-
              BESARAN

              Aliansi buruh di Kota Batam, Kepulauan Riau kecewa dengan surat keputusan (SK) Gubenur
              Kepri, Ansar Ahmad terkait upah minimum Kota (UMK) Batam Tahun 2022.

              Ketua  DPC  FSP  LEM  SPSI  Kota  Batam,  Surya  Sastra  menyebutkan  jika  para  buruh  menolak
              penetapan upah tersebut. Pihaknya juga menilai gubenur tidak komitmen dan tak adil kepada
              nasib buruh.
              "Intinya kita dari aliansi buruh Batam merasa kecewa dan dibohongi oleh gubernur Kepri karena
              saat ketemu di Dompak beberapa waktu lalu ada tiga kesepakatan," kata Surya Sastra pada
              kepripedia, Kamis (2/12).

              Dalam  pertemuan  itu,  kata  dia,  tiga  poin  kesepakatan  antara  buruh  dan  gubenur  Kepri,
              diantaranya  Ansar  akan  koordinasi  secara  internal  untuk  melakukan  pencabutan  kasasi  ke
              Mahkamah Agung (MA) terkait UMK 2021.

              Selanjutnya akan bertemu dengan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi serta mencari solusi atas
              kebijakan di luar PP 36 untuk UMK 2022.


              "Terakhir akan bertemu serta komunikasi langsung dengan perwakilan buruh sebelum terbitkan
              SK UMK 2022," kata dia.

              Namun nyatanya, SK terlebih dahulu diterbitkan dan dibagikan ke pemda/pemkab yang ada di
              Kepulauan Riau. Dari berita yang beredar di media massa, kata dia, tak ada pula mencabut
              kasasi seperti yang disebutkan pada poin dua dan juga belum bertemu wali kota Batam.

              Bahkan tanda tangan penerbitan SK UMK tetap sesuai PP 36 dengan alasan itu usulan wali kota.
              Padahal menurutnya, surat rekomendasi dari kota sudah dikirim satu bulan yang lalu sebelum
              UU Cipta Kerja menjadi polemik hingga tingkat Mahkamah Konsitusi (MK).
              "Kami kecewa dan akan gelar aksi skala besar turun ke jalan dalam waktu dekat serta menuntut
              mengabulkan permintaan buruh," kata dia lagi.

              Hingga kini, lanjutnya, pihaknya sedang melakukan konsolidasi untuk merencanakan aksi skala
              besar-besaran.

              "Kapan perlu kitakan turun semua dan tak ada aktivitas. Tapi ini masih dikaji dulu agar lebih
              efektif," tuturnya.

              Tanggapan Pengusaha terkait SK Gubenur UMK Batam


                                                           101
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107