Page 427 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 427
“Perlu diingat, Kami FSB Banjar sudah 3 kali memberikan Pemkot Banjar Piagam Penghargaan
UMK terendah se-Jawa Barat dan julukan The King Of Slavery Makers,” kata Toni Rustaman
kepada HR Online-jejaring Suara.com, Rabu (1/12/2021).
Lanjutnya, piagam kegagalan yang selama ini diberikan oleh para buruh seolah tidak dijadikan
evaluasi dan ingin mendapat lagi piagam kegagalan itu serta mengharapkan kegeraman para
buruh di Kota Banjar.
Untuk itu kata Toni, pihaknya ingin menagih kembali komitmen dari pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan para buruh saat rapat Dewan Pengupahan Kota.
“Mereka harus mempertanggungjawabkan hasil rapat. Kenapa UMK di Banjar masih terendah se
Jawa Barat. Apa tindakan mereka selanjutnya,” ujarnya.
Terpisah Ketua Serikat Pekerja Sinar Baru Banjar (SPSBB) Irwan Herwanto mengatakan,
permasalahan UMK terendah yang sampai sekarang masih dipegang Kota Banjar merupakan
permasalahan serius yang harus dievaluasi oleh Pemkot.
Selain itu, ia juga menilai permasalahan upah terendah yang tidak bisa diselesaikan tersebut
menunjukkan pemerintah gagal dalam mensejahterakan masyarakat khususnya kaum buruh.
Karenanya, sambung Irwanto, selain solusi atas permasalahan rendahnya upah, yang
dibutuhkan buruh yaitu solusi terkait permasalahan hubungan industrial dan penerapan
peraturan tentang upah.
“Solusi itu karena faktanya sampai sekarang pemerintah kota belum mampu menyelesaikan
setiap permasalahan hubungan industrial yang muncul antara buruh dan pengusaha terutama
yang berkaitan dengan upah,” katanya.
Lebih lanjut, pihak buruh Kota Banjar mendesak agar kedepan dibentuk regulasi di tingkat
daerah terkait ketenagakerjaan yang didalamnya mengatur tentang UMK, dan perlindungan
tenaga kerja.
Kesejahteraan pekerja, jaminan sosial dan kesehatan pekerja hingga jaminan kehilangan
pekerjaan sebagai payung hukum untuk melindungi hak-hak kaum buruh.
“Kita SPSBB akan mendorong pemerintah kota untuk mengeluarkan sebuah regulasi tentang
ketenagakerjaan. Baik regulasi itu berupa Perda ataupun Perwal,” tandas Irwanto.
426

