Page 65 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 65

Pasalnya,  kenaikan  UMP  tahun  2022  sangat  kecil.  Seperti  diumumkan  Kementerian
              Ketenagakerjaan, besaran kenaikan UMP tahun 2022 sangat kecil. Hal ini karena kondisi ekonomi
              dan inflasi yang menjadi dasar perhitungan UMP, bernilai kecil.

              Kementerian Ketenagakerjaan mencatat UMP pada tahun 2022 naik rata-rata sebesar 1,09%.
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyampaikan besaran kenaikan UMP itu saat menggelar
              konferensi pers tentang Kebijakan Penetapan Upah Minimum Pekerja 2022 pada 16 November
              2021.

              Kebijakan  penetapan  Upah  Minimum  diatur  dalam  Undang-undang  Nomor  11  Tahun  2020
              tentang Cipta Kerja dan aturan turunannya PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Berdasarkan data yang sudah ada, UMP tahun 2022 terbesar adalah di DKI Jakarta DKI Jakarta:
              Rp 4.452.724. Kenaikan UMP Jakarta tahun 2022 hanya sedikit, karena tahun 2021 UMP Jakarta
              Rp 4.416.186,548.

              Besaran UMP terendah tahun 2022 adalah di Jawa Tengah Rp 1.813.011. Tahun 2021, besaran
              UMP Jawa Tengah sebesar Rp 1.798.979.

              Dikutip  dari  Kompas.com,  berikut  daftar  UMP  tahun  2022  di  sejumlah  daerah  per  Rabu  24
              November 2021: Para gubernur di Indonesia telah menetapkan upah minimum di masing-masing
              wilayahnya. Tercatat, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2022 rata-rata naik 1,09%.

              Sebagai perbandingan, berikut daftar UMP tahun 2021 Dikutip dari situs Kemenaker, Staf Khusus
              Menteri Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari, mengatakan bahwa kondisi saat ini upah minimum di
              Indonesia terlalu tinggi jika dikomparasi atau dibandingkan dengan nilai produktivitas tenaga
              kerja.

              Menurutnya, nilai efektivitas tenaga kerja di Indonesia masih berada di urutan ke-13 Asia. "Baik
              jam kerjanya, maupun tenaga kerjanya, ini umum secara nasional. Komparasinya ketinggian itu
              dengan produktivitas," kata Dita Indah Sari.

              Selain itu, menurut Dita, dari sisi jam kerja saja, di Indonesia sudah terlalu banyak hari libur bagi
              pekerja. Bila dibandingkan dengan negara Asia Tenggara saja, jumlah hari libur di Indonesia
              masih terlalu banyak. "Dari segi jam kerja dan jumlah libur kita ini gede, banyak," ujar Dita.

              Sebagai perbandingan adalah Thailand. Jam kerja di Indonesia lebih sedikit di tiap minggunya.
              Di mana Thailand dalam seminggu jam kerja mencapai 42 s.d 44 jam. Sementara di Indonesia
              hanya 40 jam.

              Sementara untuk hari libur, di Indonesia dalam setahun dapat mencapai 20 hari libur. Belum lagi
              ditambah dengan beragam cuti. Sedangkan di Thailand dalam setahun tidak lebih 15 hari libur.

              Dengan semakin sedikitnya jam kerja, kata Dita, output atau hasil kerja yang dilakukan tenaga
              kerja di Indonesia pun menjadi sedikit. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap nilai produktivitas
              yang rendah.

              Dita menambahkan, produktivitas Indonesia pun masih kalah dari Thailand. Di mana Thailand
              poinnya mencapai 30,9 sedangkan Indonesia hanya 23,9. Adapun dari sisi upah, upah minimum
              di Indonesia justru lebih tinggi dari Thailand.

              Di Thailand dengan nilai produktivitas 30,9 poin upah minimumnya mencapai Rp4.104.475, upah
              minimum tersebut diberlakukan di Phuket. Sementara itu di Indonesia, dengan upah minimum
              di Jakarta mencapai Rp4.453.724, nilai produktivitasnya cuma mencapai 23,9 poin saja.




                                                           64
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70