Page 74 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 JULI 2020
P. 74
( ) Jika dinyatakan sehat, Ety bisa langsung pulang ke Majalengka. Namun jika positif COVID-
19, Ety harus menjalani isolasi selama 14 hari.
( ) Kang Emil mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
membebaskan dan memulangkan Ety. "Berharap peristiwa ini dapat dijadikan pelajaran oleh
para pekerja migran lainnya agar berhati-hati, taat hukum," kata Kang Emil.
Menurut Gubernur, denda Rp15 miliar yang dibayarkan sangat mahal, namun tidak sebanding
dengan nyawa manusia. Dia memberi pesan kepada Bupati Majalengka Karna Sobahi agar
memberi atensi lapangan pekerjaan untuk meminimalisasi warga pergi ke luar negeri.
Bagaimanapun, bekerja di tanah air jauh lebih baik.
"Saya titip ke Bupati Majalengka untuk memperkuat lapangan pekerjaan supaya tidak ada lagi
orang kepepet terus mencari pekerjaan di negeri orang. Seenak-enaknya di negeri orang, lebih
indah di negeri sendiri lah," ujar Gubernur.
Diketahui, Ety binti Toyyib selamat dari hukuman mati setelah ditebus 4 juta riyal atau Rp 15,5
miliar. Ety Toyyib sebelumnya bekerja di Kota Taif, Arab Saudi. Pada 2001, Etty didakwa menjadi
penyebab meninggalnya sang majikan, Faisal al-Ghamdi.
Etty dituduh telah meracuni majikannya itu dengan racun. Selama persidangan, keluarga
majikan menuntut hukuman mati atau qisas kepada Etty. Hakim pengadilan Arab Saudi pun
memvonis hukuman mati.
Hukuman qisas itu berdasarkan Putusan Pengadilan Umum Thaif Nomor 75/17/8 tanggal
22/04/1424H (23/06/2003M) yang telah disahkan Mahkamah Banding dengan Nomor
307/Kho/2/1 tanggal 17/07/1428 dan telah disetujui Mahkamah Agung dengan Nomor 1938/4
tanggal 2/12/1429 H karena membunuh majikannya warga negara Arab Saudi, Faisal bin Said
Abdullah Al Ghamdi dengan cara diberi racun.
(awd).
73