Page 87 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 JULI 2020
P. 87
negative - Benny Ramdani (Kepala BP2MI) Mudah-mudahan kasus Ibu Eti ini jadi kasus yang
terakhir. Meskipun Ibu Eti tadi cerita, masih ada banyak WNI kita yang bermasalah di luar
negeri. Mudah-mudahan kita dengan semangat kerja kolaboratif bisa kembali membebaskan
para PMI dari masalah-masalah yang sedang dihadapi
Ringkasan
Para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) juga terdampak Covid-19. Mereka belum bisa
berangkat karena banyak negara yang masih menolak pekerja asing.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdani mengaku bakal
memberangkatkan 43 ribu calon PMI ke negara penempatan dalam waktu dekat ini. Saat ini,
dirinya bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Gugus Tugas Covid-19 tengah
mengatur pedoman protokol kesehatan.
BERANGKATKAN 43 RIBU PMI, BP2MI MASIH KOORDINASI DENGAN KEMENAKER
DAN GUGUS TUGAS COVID-19
JAKARTA - Para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) juga terdampak Covid-19. Mereka belum
bisa berangkat karena banyak negara yang masih menolak pekerja asing.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdani mengaku bakal
memberangkatkan 43 ribu calon PMI ke negara penempatan dalam waktu dekat ini. Saat ini,
dirinya bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Gugus Tugas Covid-19 tengah
mengatur pedoman protokol kesehatan.
"Kami punya 43 ribu lebih calon PMI yang akan diberangkatkan ke Hongkong, Korea Selatan,
Taiwan, dan Jepang. Semangat untuk penempatan sudah ketemu dengan Menaker," kata Benny
Rhamdani, kepada GoNews.co, Selasa (7/7/2020) di Jakarta.
Namun, menurut manatan Anggota DPD RI ini, harus ada dua syarat yang harus disepakati oleh
pemerintah Indonesia dengan sejumlah negara penempatan. Pertama, negara penempatan
tidak lagi memberlakukan lockdown. "Dan yang kedua, negara tersebut menerima pekerja asing
ke negaranya," katanya.
Dalam pedoman protokol kesehatan itu kata Benny, nantinya akan mengatur sejumlah syarat
bagi calon PMI sebelum ditempatkan di negara penempatan. Jangan sampai, mereka justru
membawa virus Covid-19.
"Misalnya bagaimana mereka berangkat dari rumah dan masuk ke BLKLN-BLKLN untuk
mengikuti orientasi persiapan pemberangkatan (OPP), setelah itu bagaimana mereka berangkat
ke bandara. Ini pentinh dilakukan," katanya.
Dia juga memastikan bahwa akan ada pemeriksaan kesehatan kepada para pekerja migran
sebelum ditempatkan di luar negeri. Menurutnya, tes swab terhadap pekerja migran itu harus
dilakukan untuk menjaga hubungan diplomasi antar negara. Kedua negara bisa rusak bila ada
pekerja migran yang membawa virus Covid-19. "Kami sudah koordinasi dengan Gugus Tugas
Covid-19. Semua pekerja migran yang akan ditempatkan ke luar negeri harus diperiksa
kesehatannya. Mereka harus bebas dari virus," katanya.
Dalam kesempatan itu, Benny juga menyinggung soal keberhasilan pemerintah membebaskan
PMI asal Majalengka, Etty Toyyib Anwar dari hukuman mati di Arab Saudi. Menurut Benny,
86