Page 95 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 08 JULI 2020
P. 95
dan saya sudah tugaskan Dinas Tenaga Kerja untuk menjemput dan memfasilitasi kepulangan
Etty Tayyib ini," kata Ridwan Kamil di Mapolda Jabar, Selasa (7/7).
Pria yang akrab disapa Emil itu mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah
ikut membantu kepulangan Etty . Mantan Wali Kota Bandung itu berharap agar peristiwa yang
menimpa Etty dapat dijadikan pelajaran.
"Saya ucapkan terima kasih juga karena beliau adalah warga Jabar menjadi pelajaran bagi
sesama pekerja migran Indonesia untuk berhati-hati, taat hukum dan juga mendapatkan
perlindungan dari kita," ucap dia.
Sebab, ia tak menampik uang tebusan sebesar 4 juta riyal atau Rp 15,5 miliar sangat mahal
namun tidak sebanding dengan nyawa manusia. Sehingga Emil meminta Bupati Majalengka agar
memberi atensi lapangan pekerjaan untuk meminimalisir pekerja yang pergi ke luar negeri.
Bagaimana pun, bekerja di Tanah Air jauh lebih baik.
"Dan saya titip ke Bupati Majalengka untuk memperkuat pekerjaan-pekerjaan supaya tidak ada
lagi orang yang kepepet terus akhirnya mencari pekerjaan di negeri orang. Seenak-enaknya di
negeri orang, lebih indah di negeri sendiri lah," tandas dia.
Etty binti Toyyib merupakan TKI yang lolos dari hukuman mati di Arab Saudi. Ia selamat dari
hukuman setelah ditebus 4 juta riyal atau Rp 15,5 miliar. Etty Toyyib sebelumnya bekerja di
Kota Taif , Arab Saudi. Pada tahun 2001, Etty didakwa menjadi penyebab meninggalnya sang
majikan, Faisal al- Ghamdi. Etty dituduh telah meracuni majikannya. Selama persidangan,
keluarga majikan menuntut hukuman mati atau qisas kepada Etty . Hakim pengadilan kala
itu memutuskan hukuman mati.
Hukuman qisas itu berdasarkan Putusan Pengadilan Umum Thaif No. 75/17/8 tanggal
22/04/1424H (23/06/2003M) yang telah disahkan Mahkamah Banding dengan Nomor 307/ Kho
/2/1 tanggal 17/07/1428 dan telah disetujui Mahkamah Agung dengan Nomor 1938/4 tanggal
2/12/1429 H karena membunuh majikannya warga negara Arab Saudi, Faisal bin Said Abdullah
Al Ghamdi dengan cara diberi racun.
94