Page 135 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 135
"Yang sering memukul mereka yakni mandor dan nahkoda kapal Lu Huang Yuan Yu 118,"
kata Arie.
Bahkan, menurut Arie, kekerasan fisik yang dialami para ABK asal Indonesia itu berlangsung
hampir setiap hari. Tidak saja dengan tangan kosong, terkadang mandor dan nahkoda kapal
juga kerap menganiaya menggunakan besi, kayu dan peralatan lainnya yang ada di atas
kapal.
"Menurut para ABK asal Indonesia, korban Hasan Afriadi tewas juga karena disiksa oleh
mandor kapal China tersebut," kata Arie.
Sebelumnya, dua kapal ikan asing diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat
Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020). Saat pemeriksaan
oleh personel patroli gabungan, ditemukan jenazah pekerja WNI atas nama Hasan Afriadi
asal Lampung, yang disimpan di dalam peti pendingin ikan atau freezer. Menurut
pemeriksaan, terdapat 22 WNI yang bekerja di 2 kapal ikan asal China yang berasal dari
perusahaan yang sama.
Kapal Berbendera China Telah 7 Bulan Berlayar Kapal Ikan Asing Lu Huang Yuan Yu 117 dan
118 berbendera China ditangkap setelah diduga melakukan tindak pidana kekerasan yang
mengakibatkan seorang ABK kapal Warga Negara Indonesia (WNI) meninggal dunia.
Diketahui di dalam kapal itu, aparat gabungan menemukan dua mayat ABK WNI di dalam
lemari pendingin (freezer). Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman menyebut kapal tersebut
diduga telah berlayar selama 7 bulan.
"Kapal ini kurang lebih sudah berlayar selama 7 bulan bertolak dari Singapura ke Argentina
dan begitu melewati perairan kita langsung dilakukan penyergapan dengan seluruh aparat
yang ada di laut," kata Aris kepada wartawan, Kamis (9/7/2020).
Penangkapan kapal itu bermula dari laporan warga yang menyebutkan ada praktik tindak
pidana perdagangan orang (TPPO) di dalam kapal tersebut. Dalam informasi yang diterima,
ada sejumlah WNI yang meninggal dunia di dalam kapal tersebut.
"Seperti pengalaman sebelumnya sebagian besar tenaga kerja kita yang bekerja di kapal ikan
asing itu diperlakukan secara tidak manusiawi dan berdasarkan dokumen untuk mereka
bekerja sering kali dipalsukan dan tidak benar isinya, sehingga dugaan kami kedua kapal ini
salah satunya merupakan tempat dilakukannya penganiayaan ," jelasnya.
Dari informasi itu, aparat gabungan langsung menggelar operasi penangkapan kapal tersebut
pada Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 06.00 WIB. Aparat pun mengerahkan helikopter untuk
memburu kapal yang dikabarkan telah singgah di perairan Indonesia tersebut.
"Helikopter ikut bergabung melakukan pencarian melalui udara. Dan berdasarkan
pengalaman bahwa anggota rawan sekali terkena serangan untuk itu kami saling bersinergi,
saling membantu dalam mengamankan Kapal ini, termasuk juga tim Brimob kita terjunkan,"
jelasnya.
Tak perlu waktu lama, aparat gabungan pun menangkap kapal berbendera China tersebut.
Setelah diperiksa, di dalam kapal tersebut memang benar ada dua jenazah ABK WNI asal
Indonesia yang dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Aris menambahkan penindakan
terhadap kedua kapal berbendera China tersebut dinilainya legal secara hukum. Pasalnya
kapal itu ditangkap di wilayah perairan Indonesia.
Page 134 of 345.