Page 136 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JULI 2020
P. 136

"TKP dugaan penganiyaan hingga menyebabkan meninggal dunia ini terjadi di bawah wilayah
               yurisdiksi Indonesia dan yang dianiayai adalah warga negara Indonesia walaupun dia bekerja
               di Kapal Asing. Sehingga kewenangan itu ada di Aparat Kepolisian termasuk juga di TNI AL
               dan  Bakamla  termasuk  aparat  Indonesia  lainnya  dapat  melakukan  tindakan  hukum,"
               pungkasnya.

               Kronologi  Penangkapan 2 kapal ikan berbendera China di perairan Kepulauan Riau, bermula
               dari informasi keluarga seorang Anak Buah Kapal (ABK).

               Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama (P)
               Indarto  Budiarto  penangkapan  2  kapal  asing  tersebut  dilakukan  tim  gabungan  dari  Lanal
               Batam, Bakamla dan Polairud Polda Kepri. Indiarto mengatakan awalanya aparat penegak
               hukum mendapatkan informasi dari salah satu keluarga korban Anak Buah Kapal (ABK) yang
               meninggal dunia.
               "Di atas kapal tersebut dicurigai ada tindak kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia,"
               ujar Indarto di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (8/7/2020).

               Dari kecurigaan itu, aparat penegak hukum kemudian mengamankan kapal Lu Huang Yuan
               Yu 118 dan Lu Huang Yuan Yu 117. Kedua kapal tersebut dicurigai jadi tempat penyiksaan
               kepada para pekerja Migran Indonesia (PMI).

               "Kita kejar keduanya dan kapal Lu Huang Yu 117 hampir lepas saat pengejaran tadi dan
               sudah  masuk  perairan  Singapura.  Untuk  keterkaitan  kedua  kapal  nanti  akan  di  dalami
               kepolisian lebih lanjut," ujarnya.

               Sedangkan untuk kondisi jenazah WNI yang menjadi ABK di atas kapal tersebut disebutkan
               masih dalam keadaan utuh.

               "Kondisi jenazah tadi saat ditemukan masih utuh dan mengenakan baju dan diselimuti," kata
               Indarto.

               Di tempat yang sama, Kapolda Kepri Irjen Pol Aries Budiman mengatakan, dari pengalaman
               yang lalu, hampir sebagian besar WNI yang bekerja di kapal tangkap ikan milik negara asing
               mengalami perlakuan tidak manusiawi.

               "Pengalaman kita, dokumen yang ada sering kali palsu atau tidak benar isinya," ujar Aries
               dalam jumpa pers di Pelabuhan Lanal Batam.

               Aries mengatakan, alasan dua kapal berbendera China tersebut diamankan karena kapal Lu
               Huang Yu 117 menjadi tempat penganiayaan terhadap ABK WNI yang meninggal. Sementara
               informan yang melaporkan adanya ABK yang meninggal ini ke keluarganya, ada di kapal Lu
               Huang Yu 118.

               "Dugaan kami, pertama satu kapal adalah tempat penganiayaan kemudian kapal yang lain
               adalah saksi dan warga negara kita juga yang menyampaikan bahwa di kapal itu ada mayat,"
               jelas Aries.

               Aris  juga  menyatakan,  ABK  WNI  di  atas  kedua  kapal  tersebut  merupakan  korban  Tindak
               Pidana  Perdagangan  Orang  (TPPO)  yang  dipekerjakan  secara  paksa  di  atas  kapal.  Aris
               mengatakan, dia mendapat informasi terkait ABK yang meninggal di atas kapal dan akan
               dilakukan penangkapan pada Rabu (8/7/2020) pagi sekira pukul 06.00 Wib.







                                                      Page 135 of 345.
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141