Page 313 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2021
P. 313

TURUN KEJALAN, KSPI JATENG MINTA 4 HAL INI

              Semarang : Jelang penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022, Konfederasi Serikat Pekerja
              Indonesia  (KSPI)  Jawa  Tengah  mengelar  aksi  unjuk  rasa  didepan  kantor  Gubernur  Provinsi
              Jateng Jl Pahlawan Semarang pada (10/11/2021) siang.

              Rangkaian aksi ini juga dilakukan secara nasional serentak di 24 provinsi dan 200 kabupaten/
              kota.

              Ketua KSPI Jawa Tengah, Aulia Hakim menyebut dalam aksi ini buruh menuntut agar kenaikan
              Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2022 dapat naik diatas 10 persen. Hal ini sesuai Kebutuhan
              Hidup Layak (KHL) dan belum termasuk kebutuhan lain-lain dimasa pandemi.

              "Apalagi dimasa pandemic yang masih berlangsung dan tidak tahu kapan akan berakhir, buruh
              harus mengeluarkan kebutuhan tambahan, seperti masker, handsanitizer, sabun cuci tangan, air
              bersih dan kuota pulsa," katanya.

              Kenaikan  upah  minimum  dikhawatirkan  lebih  rendah  dibandingkan  dengan  tahun-tahun
              sebelumnya,  seiring  dengan  diterapkannya  metode  baru  perhitungan  upah  minimum  yang
              mengacu pada PP Nomor 36/2021 tentang Pengupahan yang menggantikan PP Nomor 78/2015.

              Aulia menyebutkan, jika regulasi lama, kenaikan upah minimum mengacu pada tingkat inflasi
              dan pertumbuhan ekonomi tahun berjalan. Adapun tahun ini, terdapat penambahan point' lain -
              lain seperti adanya batas atas dan bawah upah minimum.
              Batas  atas  didapat  dari  rata  -rata  konsumsi  per  kapita  dikali  rata-rata  banyaknya  anggota
              keluarga dan dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja.

              "Sedangkan upah batas bawah adalah 50 persen dari upah batas atas. Kalau upah batas atas
              lebih tinggi dari Upah minimum existing maka kemungkinan ada kenaikan. Namun apabila upah
              batas atas lebih rendah dari upah minimun existing maka gubernur dilarang menaikan, maka
              tidak ada kenaikan," ujarnya.

              Tuntutan lain agar UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja agar dibatalkan. Menurutnya,
              mekanisme pengupahan baru pada turunannya di PP Nomor 36 tahun 2021 mencopot hak- hak
              berunding buruh dalam menentukan upah layak.

              "Belum cukup sampai sini, pukulan selanjutnya dengan munculnya PP turunan mulai dari PP No
              34 sampai PP 37 yang dikeluarkan secara bertubi-tubi, semakin mendegradasi hak yang didapat
              oleh buruh," katanya dari keterangan tertulis.

              Lebih jauh Ia memandang terdapat cacat hukum jika pemerintah tidak membatalkan UU Nomor
              11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja.  Alasannya,  objek  hukum  yang  ada  pada  UU  itu  belum
              memiliki kekuatan hukum tetap atau inkrah.

              "Karena UU cipta kerja tahun 11 tahun 2020 atau omnibuslaw sedang bersengketa di Mahkamah
              Konstitusi buruh sedang melakukan judisial review baik hukum yang tetap (inkracht) sebelum
              mempunyai kekuatan hukum tetap maka tidak boleh dijalankan," imbuhnya.

              Untuk  diketahui,  Upah  Minimum  Provinsi  dijadwalkan  akna  diumumkan  pemerintah  pada  20
              November 2021 dan Upah Minimum Kota/ Kabupaten (UMK) pada 30 Novemeber 2021.






                                                           312
   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318