Page 340 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 340

Ringkasan

              Kementerian  Ketenagakerjaan  menerbitkan  aturan  yang  mengatur  hubungan  kerja  di  masa
              pandemi  COVID-19,  khususnya  di  masa  Pemberlakukan  Pembatasan  Kegiatan  Masyarakat
              (PPKM). Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI (Kepmenaker)
              Nomor 104 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Hubungan Kerja Selama Masa Pandemi
              Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).



              MENAKER IDA TERBITKAN PEDOMAN PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA DI MASA
              PANDEMI COVID-19

              Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan menerbitkan aturan yang mengatur hubungan kerja di
              masa pandemi COVID-19, khususnya di masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
              (PPKM).

              Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI (Kepmenaker) Nomor
              104 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Hubungan Kerja Selama Masa Pandemi Corona
              Virus Disease 2019 (COVID-19).

              "Kepmenaker ini adalah sebagai wujud respons Kementerian Ketenagakerjaan terhadap adanya
              dampak  pandemi  COVID-19  dalam  hubungan  kerja,"  kata  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida
              Fauziyah, di Jakarta, Senin (16/8).
              Menurut  Menaker  Ida,  pandemi  COVID-19  adalah  masalah  bersama  bagi  pemerintah,
              pengusaha,  dan  pekerja/buruh.  Sehingga,  penanganan  dampak  pandemi  ini  membutuhkan
              komitmen dan kerja sama semua pihak.

              "Oleh karena itu, dalam Kepmenaker ini kita ingin menekankan pentingnya dialog sosial. Karena
              kita ingin semua pihak benar-benar terlindungi dari dampak pandemi ini," kata Menaker Ida.

              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Indah
              Anggoro  Putri,  mengatakan,  Kepmenaker  No.104  Tahun  2021  mencakup  3  hal.  Pertama,
              pelaksanaan sistem kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dan bekerja di kantor/tempat
              kerja atau Work From Office (WFO). Kedua, pelaksanaan upah dan hak-hak pekerja lainnya.

              "Dalam Kepmenaker tersebut, kita sampaikan acuan atau pedoman bagi pengusaha dan pekerja
              yaitu pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah," kata
              Dirjen Putri.

              Sedangkan  untuk  WFO,  harus  diatur  persentase  pekerja  yang  bekerja  secara  WFO,  serta
              pengaturan  shifting  atau  pembagian  waktu  kerja  dan  hari  kerja  dalam  satu  bulan  secara
              bergiliran.

              "Jam kerja juga diatur dengan sebaik-baiknya dengan mengutamakan mereka yang sehat. Bagi
              ibu hamil atau rentan sakit agar bekerja dari rumah saja," kata Dirjen Putri menjelaskan.

              Dalam Kepmenaker No. 104 Tahun 2021 ini juga dijelaskan mengenai perusahaan yang terpaksa
              merumahkan pekerja karena dampak pandemi COVID-19. Di mana pekerja/buruh tetap berhak
              atas gaji/upah saat dirumahkan.
              "Lalu perusahaan yang secara finansial tidak mampu membayar upah bagi para pekerja, maka
              pengusaha dan pekerja dapat membuat kesepakatan penyesuaian upah," terang Dirjen Putri.




                                                           339
   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345