Page 126 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 126

"Jadi beberapa konfederasi 10 konfederasi sudah diajak dialog. Dengan menteri tenaga kerja," kata
               Airlangga di temui di DPR, Jakarta, Rabu (12/2).

                Pemerintah telah menyerahkan draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan
               Kerja ke DPR untuk segera disahkan jadi Undang-Undang. Dalam RUU ini, pemerintah hanya memberi
               waktu istirahat atau waktu libur minimal satu hari dalam satu minggu atau sepekan.

                Dikutip dari draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja pasal 79 ayat 2 (b), Minggu (16/2/2020), disebutkan
               bahwa: Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

                Sedangkan dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 79 ayat 2 (b)
               dituliskan: Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2
               (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

                Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja diklaim pemerintah dapat mendorong sektor ekonomi dan
               investasi di Indonesia yang kini lesu.
                Pemerintah berencana melarang tenaga kerja konstruksi tak bersertifikat bekerja. Hal ini tertuang
               dalam draf rancangan undang-undang (RUU) omnibus law cipta kerja.

                Seperti tertuang dalam pasal 99 dalam UU No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mengatur bahwa
               pekerja tak bersertifikat kompetensi yang kedapatan bekerja akan diberhentikan.

                "Setiap  tenaga  kerja  konstruksi  yang  bekerja  di  bidang  Jasa  Konstruksi  tidak  memiliki  Sertifikat
               Kompetensi Kerja dikenai sanksi administratif berupa pemberhentian dari tempat kerja," tulis pasal
               99 ayat 1 tersebut.

                Sementara, kepada pemberi kerja pekerja tak bersertifikat kompetensi juga akan dikenakan sanksi.
               Mulai dari denda administratif sampai penghentian sementara kegiatan layanan jasa konstruksi.

                Di ayat 3 bagian dari omnibus law ini menyebutkan setiap tenaga kerja konstruksi bersertifikat yang
               bekerja  di  bidang  Jasa  Konstruksi  dan  tidak  berpraktik  sesuai  dengan  standar  kompetensi  kerja
               nasional  Indonesia,  standar  internasional,  dan  atau  standar  khusus  dikenakan  sanksi  berupa
               peringatan  tertulis,  denda  administratif,  pembekuan  sertifikat  kompetensi  kerja,  dan/atau
               pencabutan sertifikat kompetensi kerja.

                Reporter: Sulaeman  Sumber: Merdeka.com.
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131