Page 132 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 132

"Dalam RUU Cipta Kerja sama sekali tidak tercermin adanya prinsip ketenagakerjaan yakni kepastian
               kerja, jaminan pendapatan, dan jaminan sosial, atau dengan kata lain tidak ada perlindungan bagi
               buruh. Bahkan menghilangkan kesejahteraan yang selama ini didapat bunjh," ujar Presiden KSPI Said
               lqbal di Jakarta, Minggu (162).

               Dia menambahkan, prinsip ketenagakerjaan harus mengandung prinsip kepastian pekerjaan, jaminan
               pendapatan, dan kepastian jaminan sosial.
               Tidak adanya kepastian kerja, lanjut dia, tercermin dari outsourcing dan kerja kontrak seumur hidup
               tanpa batas. PHK bisa dilakukan dengan mudah dan tenaga kerja asing buruh kasar yang tidak memiliki
               keterampilan berpotensi bebas masuk ke Indonesia
               Kemudian tidak adanya kepastian pendapatan terlihat dari hilangnya upah minimum, tidak ada lagi
               sanksi  pidana  bagi  pengusaha  yang  membayar  upah  di  bawah  upah  minimum,  dan  hilangnya
               pesangon.
               Sementara  itu,  kanena  sistem  alih  daya  dan  kerja  kontrak  dibebaskan,  maka  buruh  tidak  lagi
               mendapatkan jaminan sosial, seperti jaminan pensiun, jaminan hari tua, jaminan kesehatan dan yang
               lainnya.

               Selain  itu,  terdapat  sembilan  alasan  lainnya,  KSPI  menolak  Omnibus  Law  RUU  Cipta  Kerja  yakni
               hilangnya upah minimum, hilangnya pesangon, sistem alih daya seumur hidup, karyawan kontrak
               seumur hidup, waktu kerja yang eksploitatif, tenaga kerja asing buruh

               kasar berpotensi bebas masuk ke Indonesia, hilangnya jaminan sosial dengan adanya sistem alih daya
               seumur hidup dan karyawan kontrak seumur hidup, PHK dipermudah, dan hilangnya sanksi pidana
               untuk pengusaha.

               Iqbal menjelaskan jika RUU itu tetap dipaksakan disahkan, maka KSPI dan buruh akan menggelar aksi
               besar-besaran  secara  nasional  dan  di  daerah  terus-menerus.  Aksi  besar  akan  dimulai  saat  sidang
               paripurna DPR yang akan membahas Omnibus Law.

               Langkah hukum juga akan dilakukan, yaitu judicial review formil UU tersebut di Mahkamah Konstitusi
               untuk  membatalkan  seluruh  isi  Omnibus  Law  Cipta  Kerja,  judicial  review  materiil  di  Mahkamah
               Konstitusi terhadap pasal yang merugikan buruh, dan gugatan wanga negara Citizen law suit di PN
               Jakarta Pusat. (ant-56)
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137