Page 146 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 146

Title           KSPI MINTA DPR BATALKAN OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

               Media Name      republika.co.id
                               https://nasional.republika.co.id/berita/q5u1cn409/kspi-minta-dpr-batalkan-omnibus-
               Page/URL
                               law-cipta-kerja
               Journalist      Nawir Arsyad Akbar

               Article Type    News

               Pub. Date       2020-02-17
               Newstrend       OMNIBUS LAW

               Size/Color      1 / Color
               Category &      Corporate / Dirjen PHI & Jamsos / Negative
               Sentiment

               Summary
               Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  menilai  bahwa  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  akan
               merugikan  para  kelas  pekerja.  Maka  dari  itu,  mereka  meminta  DPR  untuk  mengkritisi  bahkan
               membatalkan RUU tersebut.
               "Khususnya klaster ketenagakerjaan dan semua yang berhubungan dengan ketenagakerjaan," ujar
               Presiden KSPI Said Iqbal saat dikonfirmasi, Senin (17/2).Sebelumnya, Said menjelaskan, draf salinan
               resmi  RUU  Cipta  Kerja menghapus  upah  minimum kabupaten  dan  kota  serta menggunakan  upah
               minimun provinsi. Padahal, seluruh daerah, kecuali DKI Jakarta dan Yogyakarta, mengacu kepada upah
               minimum kabupaten kabupaten kota. Upah minimun provinsi tidak dipakai dan angka acuannya juga
               jauh lebih kecil.

               KSPI MINTA DPR BATALKAN OMNIBUS LAW CIPTA KERJA
               Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  menilai  bahwa  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  akan
               merugikan  para  kelas  pekerja.  Maka  dari  itu,  mereka  meminta  DPR  untuk  mengkritisi  bahkan
               membatalkan RUU tersebut.
               "Khususnya klaster ketenagakerjaan dan semua yang berhubungan dengan ketenagakerjaan," ujar
               Presiden KSPI Said Iqbal saat dikonfirmasi, Senin (17/2).Sebelumnya, Said menjelaskan, draf salinan
               resmi  RUU  Cipta  Kerja menghapus  upah  minimum kabupaten  dan  kota  serta menggunakan  upah
               minimun provinsi. Padahal, seluruh daerah, kecuali DKI Jakarta dan Yogyakarta, mengacu kepada upah
               minimum kabupaten kabupaten kota. Upah minimun provinsi tidak dipakai dan angka acuannya juga
               jauh lebih kecil.
               Sebagai contoh di wilayah Jawa Barat, upah minimum di Kabupaten Bekasi sebesar Rp 4,4 juta per
               bulan dan di Karawang Rp 4,5 juta per bulan. Namun, upah provinsi Jawa Barat hanya Rp 1,8 juta per
               bulan.
               "Apakah ini mau diturunkan dari Rp 4,5 juta jadi Rp 1,8 juta. Saya katakan pemerintah tidak ada otak.
               Tidak ada otaknya," kata Said di Jakarta, Ahad (16/2).

               Lebih  lanjut,  RUU  Cipta  Kerja  juga  mengenal  istilah  upah  per  satuan  waktu  atau  upah  per  jam.
               Dibayarnya  pekerja  berdasarkan  jam  kerja maka  secara  nyata  menghilangkan upah  minimum  per
               bulan yang selama ini digunakan.
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151