Page 216 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 216

"Semua sistem ketatanegaraan sudah keropos digerogoti oleh kelompok yang paling sering teriak
               'Aku Pancasila'," ucap dia.

                 Buruh menolak Omnibus Law karena ketentuannya merugikan mereka dan memberi karpet merah
               kepada pengusaha. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)  "Ternyata hanya sekadar tikus politik
               yang rebutan remah-remah untuk mengisi perut," sindirnya.

                Sebelumnya,  Menko  Polhukam  Mahfud  MD  mengakui  ada  kemungkinan  salah  ketik  dalam  draf
               Omnibus Law Ciptaker.

                "Mungkin itu keliru ketik. Kalau isi Undang-undang diganti dengan PP diganti dengan Perpres itu tidak
               bisa," kata Mahfud usai menghadiri acara Bincang Seru Mahfud di Kampus Universitas Indonesia (UI)
               Depok, Jawa Barat, Senin (17/2).

                Menurutnya, UU bisa diubah oleh Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

                 "Lewat Perppu kan sejak dulu. Kalau undang-undang diganti Perppu kan sejak dulu bisa, sampai
               kapan pun bisa. Tapi kalau isi undang-undang diganti PP, tidak bisa," kata Mahfud.

                Terpisah, Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin menyatakan PP tidak bisa mengubah sebuah undang-
               undang (UU).

                "Enggak bisa ini. Enggak bisa. Secara hukum normatif, PP enggak bisa ubah UU," kata dia, kepada
               wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (17/2).

                Namun begitu, ia tak mau menyebut bahwa pemerintah melakukan kesalahan dalam penyusunan
               draf regulasi tersebut. Ia menduga poin tersebut masuk ke draf Omnibus Law RUU Ciptaker karena
               kesalahan dalam pengetikan saja.

                 "Saya enggak bisa bilang salah. Mungkin salah ketik," dalih politikus Partai Golkar itu.
                Aziz pun menyatakan bahwa DPR akan menyoroti poin tersebut dalam pembahasan Omnibus Law
               RUU Ciptaker dengan pemerintah. Menurutnya, semua poin dalam rancangan regulasi tersebut masih
               bisa diubah.

                "Nanti dalam pembahasan saja. Dalam pembahasan bisa dibahas. ini bukan  rigid  , paten. Masih
               dimungkinkan dilakukan perubahan," ujarnya.

                Pasal  170  Ayat  (1)  RUU  Omnibus  Law  Ciptaker  menyatakan  bahwa  dalam  rangka  percepatan
               pelaksanaan kebijakan strategis cipta kerja pemerintah pusat berwenang mengubah ketentuan dalam
               Undang-undang yang tidak diubah dalam Undang-undang ini.

                Kemudian  dalam  ayat  (2)  diperjelas  bahwa  perubahan  ketentuan  itu  diatur  dengan  PP.  Ayat  (3)
               menyatakan bahwa pemerintah pusat dapat berkonsultasi dengan Pimpinan DPR RI terkait perubahan
               itu.

                Berdasarkan  UU  Nomor  12  Tahun  2011  tentang  Pembentukan  Peraturan  Perundang-Undangan,
               secara  hierarkis  PP  berada  di  bawah  UU.  Konsekuensinya,  aturan  yang  ada  di  bawah  tak  bisa
               mengubah yang ada di atasnya.

                 (ryn/mts/arh).
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221