Page 57 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 57

Karena itu, Ujang berharap agar dalam dalam pembahasan RUU itu pemerintah dan DPR mau lebih
               membuka  diri  menerima  masukan.  Dengan  begitu,  pasal-pasal  yang  dianggap  merugikan  dapat
               diubah.
               "DPR ini kan sejatinya lembaga politik yang merupakan representasi rakyat, mereka wakil rakyat.
               Mereka harus buktikan itu dengan membuat aturan yang tidak merugikan rakyat." ujar Ujang.

               Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel mengatakan pembahasan RUU Cipta Kerja akan dilakukan terbuka
               dan  sesuai  dengan  mekanisme  yang  berlaku.  Karena  itu,  dia  meminta  seluruh  masyarakat
               memercayakan hal itu kepada DPR dan pemerintah.

               "Kita harus berpikir jernih untuk bisa menyelesaikan ini. RUU ini diperjuangkan untuk kepentingan
               yang lebih besar bagi seluruh masyarakat, khususnya jutaan orang yang belum memiliki pekerjaan,"
               ujar Rachmat Gobel ketika dihubungi, kemarin.

               Kepentingan nasional
               Dalam  merespons  berbagai  penolakan  atas  RUU  Cipta  Kerja,  salah  satunya  dari  serikat  pekerja,
               Rachmat Gobel mengatakan DPR dan pemerintah membuat RUU Cipta Kerja dengan tujuan demi
               kepentingan nasional, bukan kepentingan kelompok. Pasal per pasal dalam RUU tersebut nantinya
               bertujuan menciptakan berbagai peluang kerja, investasi, dan peningkatan ekonomi Indonesia dalam
               jangka panjang.

               "Kita perlu ini. Kita perlu untuk investor jangka panjang. Tidak hanya investor besar, tetapi juga untuk
               UMKM. Mereka yang juga akan kita jaga dan kembangkan melalui omnibus law ini," ujar Rachmat.
               Ia mengatakan, melalui RUU Cipta Kerja, DPR dan pemerintah fokus untuk menciptakan lapangan
               kerja. Tak hanya untuk saat ini, tetapi juga hingga jangka panjang. "Apalagi nanti juga Indonesia akan
               menghadapi bonus demografi. Kita harus memikirkan itu."
               Wakil  Presiden  Ma'ruf  Amin  mengakui  proses  omnibus  law  yang  digagas  pemerintah  ini  bakal
               mendapat tanggapan beragam dari publik. Namun, Wapres menganggap hal tersebut sebagai proses
               yang wajar.
               "Saya kira memang harus keluar di publik  supaya aturannya ditanggapi. Nanti kan itu ada proses
               pembahasan  di  DPR."  kata  Wapres  seusai  berkunjung  ke  kawasan  Banten  Lama.  Kase-men,  Kota
               Serang, kemarin.
               Menurut Wapres, publik harus mengetahui dan memberikan pendapatnya dalam proses penyusunan
               omnibus law ini. "Nah nanti DPR kan melakukan rapat dengar pendapat umum (RDPU), memang harus
               diproses seperti itu." jelasnya.
               Ma'ruf berharap publik bisa memahami alasan pemerintah membuat omnibus law dengan tujuan
               memudahkan  usaha  dan  menyederhanakan  birokrasi  yang  menghambat.  "Jadi  dalam  rangka
               perbaikan sebenarnya." (Des/Che/Uta/Dhk/X-10)
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62