Page 84 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 09 JULI 2020
P. 84

Kondisi pasien saat datang ke pelayanan kesehatan, tidak semua diketahui apakah memiliki
              penyakit yang bersifat menular atau tidak, selain itu faktor ketidakjujuran pasien dan keluarga
              untuk  menceritakan  riwayat  perjalanan  dan  riwayat  kontak  dengan  penderita  Covid-19  lain,
              sehingga faktor inilah yang menyebabkan peningkatan resiko pada tenaga kesehatan.

              Pandemi  Covid-19  bagi  petugas  kesehatan  sebagai  garda  depan  menjadi  dilema  antara
              perannya  sebagai  petugas  kesehatan  yang  memiliki  tanggungjawab  profesi  sehingga  harus
              melaksanakan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan Covid-19, namun
              sisi lainnya terjadinya kontak langsung dengan penderita Covid-19 menjadi resiko besar untuk
              terjadi penularan yang bisa menyebar ke seluruh anggota keluarga dan teman sejawat.

              Gugurnya beberapa petugas kesehatan karena tertular virus Corona saat menjalankan tugas
              kemanusiaan ini, akan mempengaruhi psikologis dan menambah kekhawatiran tersendiri bagi
              petugas kesehatan.

              Pengaruh psikologis memicu munculnya stress kerja karena kekhawatiran akan resiko penularan
              pada saat kontak langsung dengan pasien dan sebagian petugas kesehatan rela meninggalkan
              keluarganya berhari-hari untuk tidak pulang selama menjalani tugas untuk meminimalkan resiko
              penyebaran ke anggota keluarga yang lain.

              Perlindungan  terhadap  tenaga  kesehatan  dalam  kaitannya  dengan  kesehatan  kerja  ini
              merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk memastikan bahwa seluruh tenaga
              kerja yang beresiko mendapatkan jaminan resiko akibat kerja, seperti tertuang dalam Peraturan
              Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2OI9 Tentang Kesehatan Kerja.

              Pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan menyatakan bahwa Covid-19 yang terjadi pada
              petugas  kesehatan  dan  petugas  non  kesehatan  yang  melaksanakan  pekerjaan  menangani
              Covid-19  ini  merupakan  panyakit  akibat  kerja  sesuai  dengan  Keputusan  Menteri  Kesehatan
              Republik  Indonesia  Nomor  HK.01.07/MENKES/327/2020  Tentang  Penetapan  Corona  Virus
              Disease  2019  (Covid-19)  Akibat  Kerja  Sebagai  Penyakit  Akibat  Kerja  Yang  Spesifik  Pada
              Pekerjaan  Tertentu    Sebagai  upaya  melindungi  pekerja  kesehatan  dari  dampak  Covid-19,
              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  menerbitkan  surat  edaran  SE  bernomor
              M/8/HK.04/V/2020 tentang  Perlindungan Pekerja/Buruh  dalam Program Jaminan  Kecelakaan
              Kerja pada Kasus Penyakit Akibat Kerja Karena Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

              Surat Edaran ini mengacu pada Peraturan Presiden No.7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat
              Kerja. Covid-19 dapat dikategorikan sebagai penyakit akibat kerja dalam klasifikasi penyakit
              yang  disebabkan  pajanan  faktor  yang  timbul  dari  aktivitas  pekerjaan  yaitu  faktor  pajanan
              biologi. Untuk itu, tenaga kesehatan yang mengalami Penyakit Akibat Kerja (PAK) karena Covid-
              19 berhak atas manfaat program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sesuai ketentuan peraturan
              perundang-undangan.

              Dengan  demikian  perawat  yang  terinfeksi  Covid-19  sesuai  yang  diatur  dalam  KMK
              no.HK.01.07/MENKES/327/2020  dimana  tenaga  kerja  yang  terpapar  akibat  pekerjaan  ini
              klaimnya dapat di klaimkan ke BPJS Tenaga Kerja sebagai penyakit akibat kerja. Terkait dengan
              surat edaran tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan menetapkan instruksi kepada Gubernur di
              seluruh Indonesia untuk melaksanakan 6 hal.

              Pertama, Gubernur memastikan setiap pemberi kerja melakukan pencegahan secara optimal
              agar tidak terjadi kasus penyakit akibat kerja karena Covid-19 sesuai protokol kesehatan terkait
              pencegahan  dan  pengendalian  Covid-19  sesuai  peraturan  perundang-undangan.  Kedua,
              Gubernur  memastikan  institusi  yang  mempekerjakan  pekerja  yang  memiliki  resiko
              khusus/spesifik  untuk  mendaftarkan  pekerjanya  dalam  program  jaminan  sosial  yang
              diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan.


                                                           83
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89