Page 73 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 SEPTEMBER 2019
P. 73
Begitu besarnya dampak revolusi industri 4.0 terhadap ketenagakerjaan membuat
pemerintah sejak tahun lalu memberikan perhatian lebih di sektor ketenagakerjaan
dan pengembangan SDM. Aris Wahyudi mengatakan anggaran Kementerian
Ketenagakerjaan setiap tahun terus meningkat.
"Saat ini posisi (anggaran) Kementerian Ketenagakerjaan di rangking 20 dari 86
kementerian/lembaga. Ini luar biasa, karena tahun 2018 lalu di angka 30 dari
jumlah kementerian/lembaga yang ada di Indonesia. Ini menjadi bukti adanya satu
progres dan perhatian terhadap ketenagakerjaan. Dari isu-isu pinggiran yang tidak
dianggap penting menjadi dianggap penting," jelas Aris.
Namun, besarnya anggaran tidak membuat kementerian dapat bekerja sendiri
karena tetap membutuhkan kolaborasi berbagai stakeholder.
"Dalam konteks pengembangan SDM, secanggih apapun peralatan di lembaga
pendidikan dan balai latihan kerja (BLK) pasti tidak bisa mengimbangi kemajuan
peralatan atau teknologi di industri," kata Aris Wahyudi.
Selain itu, di lembaga pendidikan dan blk muatan materi yang sifatnya produktif
juga materi-materi yang memungkinan anak-anak untuk learning agility-nya juga
penting untuk tetap dijaga.
"Dalam kurikulum ada 3 komponen besar, muatan sifatnya normatif, adaptif, dan
sifatnya produktif. Kita harapkan bisa mengimbangi terjadi sesuatu yang distraction
tadi," ujar Aris Wahyudi.
Kemnaker Kembangkan skema 3R
Menyongsong revolusi industri 4.0, Kementerian Ketenagkerjaan melakukan
berbagai upaya, salah satunya dengan mengembangkan skema 3R.
"BLK-BLK Kemnaker termasuk juga di UPT sudah kita dorong untuk berubah.
Meliputi Reorientasi, Revitalisasi, dan Rebranding. Informasi terkait reorientasi
kejuruan apa yang harus dibuka atau ditutup karena tidak relevan juga harus
dikomunikasikan," ujar Aris.
Revitalisasi, bagaimana peralatan, instruktur, metode-metode pelatihan penting
untuk revitalisasi agar alumni-alumni lembaga pendidikan termasuk pelatihan-
pelatihan sebagai salah satu kor bisnisKementerian Ketenagakerjaan harus kita
dorong.
Rebranding menjadi penting agar bukan sekadar polesan tapi juga persepsi, bahwa
pelatihan-pelatihan kita bukan sekadar apa yang kami bisa tapi apa yang
dibutuhkan. Sehingga orientasinya bukan lagi "supply driven" tapi "demand driven",
yang memang betul dibutuhkan.
Mengingat tanggung jawab Kementerian Ketenagakerjaan untuk mengawal
pembangunan SDM pada umumnya dan pendidikan vokasi pada khususnya menjadi
Page 72 of 135.