Page 78 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 SEPTEMBER 2019
P. 78

"Masih banyak pekerjaan yang harus dikejar. Salah satunya adalah tantangan kedua
               ketenagakerjaan Indonesia, yakni bonus demografi di masa mendatang," ujar
               Bambang.


               Menurutnya, harus ada upaya dari negara untuk melakukan investasi di bidang-
               bidang tertentu untuk memaksimalkan bonus demografi.

               "Pertama, bidang kesehatan untuk mendukung lahirnya anak-anak sehat dan kuat,
               bidang pendidikan dan keterampilan guna mendorong kualitas anak bangsa, serta
               bidang ketenagakerjaan," jelas Bambang.


               Iklim ketenagakerjaan haruslah fleksibel. Selain itu bidang ini pun mesti merespons
               perkembangan tren terkini terkait industri.

               "Jangan sampai bonus demografi ini berubah menjadi bencana demografi karena
               ketidaksiapan negara dalam memanfaatkan momen," imbuhnya.

               Tantangan ketiga, lanjut Bambang, adalah hadirnya era revolusi industri 4.0. Era ini
               diakuinya memiliki perubahan yang eksponensial yang banyak mengubah karakter
               bangsa.

               Adapun karakter yang dimaksud adalah karakter bermasyarakat,  bernegara, dan
               industri.

               Untuk melakukan transformasi pasar kerja yang dinamis, pemerintah harus
               menyusun rencana transformasi per sektor.

               Ambil contoh sektor industri otomotif. Meskipun saat ini Indonesia sudah bisa
               memproduksi mobil, tapi ke depannya akan tidak relevan secara terus-menerus.
               Sebab, di masa mendatang mobil konvensional akan tergantikan oleh mobil listrik.

               Pelatihan vokasi

               Wakil Kepala Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang
               Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Antonius J. Supit sependapat dengan
               ungkapan Bambang.

               Industri revolusi 4.0 di satu sisi dinilai bisa meningkatkan valuasi perusahaan,
               terutama perusahaan startup. Namun, di sisi lainnya bisa menantang pola bisnis
               tradisional.

               "Contohnya adalah department store asal Amerika Serikat, Walmart. Pada 2010
               Walmart memiliki 4.263 toko di 15 negara. Pada tahun yang sama, Alibaba melalui
               Taobao.com pun go international," ungkap pria yang akrab disapa Anton.

               Kendati demikian, tujuh tahun kemudian Alibaba bisa menyalip jumlah toko yang
               dimiliki Walmart secara drastsis.







                                                       Page 77 of 135.
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83