Page 138 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 138
Judul Kenaikan UMP 2022 Minim, Daya Beli Masyarakat Tergerus?
Nama Media bisnis.com
Newstrend Upah Minimum 2022
Halaman/URL https://ekonomi.bisnis.com/read/20211118/9/1467863/kenaikan-ump-
2022-minim-daya-beli-masyarakat-tergerus
Jurnalis Dany Saputra
Tanggal 2021-11-18 23:25:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
negative - David Sumual (Kepala Ekonom BCA) Dampak ke daya belinya tidak perlu ditanyakan
lagi memang pasti lemah juga karena kenaikannya juga 1,09 persen
negative - David Sumual (Kepala Ekonom BCA) Ini menyesuaikan kondisi terakhir, di mana
inflasinya masih rendah. Pertumbuhan ekonominya rendah. Jadi akibatnya tidak mungkin inflasi
lagi rendah, kita naikkan upah tinggi. Perusahaannya malah collapse semua
neutral - David Sumual (Kepala Ekonom BCA) Jadi paling tidak kenaikan upah ini hanya menutup
cost of living adjustment saja. Tapi ke depan, saya pikir inflasi akan meningkat. Pertumbuhan
ekonomi juga meningkat. Sehingga upah juga harus menyesuaikan di tahun depan
neutral - Indah Anggoro Putri (Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker) Penyesuaian upah minimum
tahun depan tergantung gubernur yang menetapkan, bukan berarti semua provinsi naik 1,09
persen
Ringkasan
Kenaikan rata-rata upah minimum provinsi (UMP) 2022 yang lebih rendah dibandingkan dengan
rata-rata kenaikan sebelum pandemi Covid-19 diperkirakan berdampak pada daya beli
masyarakat. Seperti diketahui, pemerintah menetapkan rata-rata kenaikan UMP 2022 sebesar
1,09 persen pada tahun depan. Peningkatan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kenaikan tahun ini sebesar 0,46 persen.
KENAIKAN UMP 2022 MINIM, DAYA BELI MASYARAKAT TERGERUS?
Kenaikan rata-rata upah minimum provinsi (UMP) 2022 yang lebih rendah dibandingkan dengan
rata-rata kenaikan sebelum pandemi Covid-19 diperkirakan berdampak pada daya beli
masyarakat.
137