Page 141 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 141
UPAH MINIMUM NAIK 1,09 PERSEN, DPR: JUMLAH KENAIKAN SANGAT KECIL
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani meminta pemerintah untuk mempertimbangkan
kebutuhan serta kesejahteraan para pekerja dalam menentukan jumlah upah minimum.
Ia menilai, penetapan kenaikan upah minimum tahun 2022 yang hanya naik sebesar 1,09 persen
dinilai tak sebanding untuk pemenuhan kehidupan para pekerja. Hal itu karena tak sebanding
dengan peningkatan inflasi tahunan.
"Jangan hanya berpihak pada kalangan pengusaha, tapi harus memperhatikan juga
kesejahteraan dari para pekerja. Apalagi selama pandemi ini kebutuhan dan biaya hidup terus
naik," ujar Netty, Rabu 17 November 2021.
"Jumlah kenaikan ini sangat kecil sekalipun diukur dari sisi inflasi yang hanya merupakan salah
satu indikator dalam penentuan upah. Tingkat inflasi tahunan sampai Oktober 2021 saja sudah
1,66 persen. Ini kenapa rata-rata kenaikan UMP hanya 1,09 persen?" sambungnya.
Netty yakin, dengan menaikkan upah minimum dengan adil, maka akan mempercepat
pertumbuhan ekonomi karena akan berpengaruh pada peningkatan jumlah daya beli
masyarakat.
"Itu akan membuat ekonomi nasional tumbuh dan bergerak. Tapi jika UMP tidak naik atau
bahkan turun maka konsumsi produk masyarakat juga akan menurun, sehingga lapangan kerja
baru sulit untuk dibuka," katanya.
"Saya meminta pemerintah mencarikan jalan keluar terbaik, dengan bersikap bijaksana atas
berbagai aspirasi pada aksi unjuk rasa pekerja/buruh sehubungan dengan kenaikan UMP"
sambungnya.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan upah minimum 2022 naik sebesar 1,09 persen.
Pertimbangan kenaikan upah berdasarkan data pertumbuhan ekonomi dan inflasi dari Badan
Pusat Statistik (BPS).***
140