Page 139 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 139

Seperti diketahui, pemerintah menetapkan rata-rata kenaikan UMP 2022 sebesar 1,09 persen
              pada tahun depan. Peningkatan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan tahun
              ini sebesar 0,46 persen.

              Apalagi jika dibandingkan dengan rata-rata kenaikan upah minimum pada lima tahun terakhir,
              yaitu 8-9 persen, maka rata-rata UMP 2022 jauh lebih rendah.

              Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan kenaikan rata-rata UMP yang rendah ini bisa
              berdampak ke daya beli masyarakat yang rendah.

              "Dampak  ke  daya  belinya  tidak  perlu  ditanyakan  lagi  memang  pasti  lemah  juga  karena
              kenaikannya juga 1,09 persen," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (18/11/2021).

              Akan  tetapi,  David  menjelaskan  penetapan  rata-rata  UMP  yang  rendah  juga  merupakan
              konsekuensi dari kondisi daya beli dan kinerja perusahaan yang masih rendah dan belum pulih
              seutuhnya dari dampak pandemi Covid-19, selama satu tahun ke belakang. Artinya, penetapan
              kenaikan rata-rata UMP 2022 berdasarkan indikator sepanjang 2021.

              Pertumbuhan  ekonomi  dalam  dua  tahun  belakangan  juga  ikut  menjadi  faktor.  Pada  2020,
              pertumbuhan ekonomi bahkan negatif sebesar -2,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

              Tahun ini, David memperkirakan perekonomian bisa tumbuh positif. Meski demikian, inflasi di
              Indonesia diperkirakan tetap rendah. Sebab itu, menurutnya tak ayal kenaikan rata-rata UMP
              tidak tinggi.
              "Ini menyesuaikan kondisi terakhir, di mana inflasinya masih rendah. Pertumbuhan ekonominya
              rendah. Jadi akibatnya tidak mungkin inflasi lagi rendah, kita naikkan upah tinggi. Perusahaannya
              malah collapse semua," jelasnya.

              David memperkirakan nantinya kenaikan rata-rata upah minimum hanya bisa menutup biaya
              hidup  pokok  saja.  Tetapi,  apabila  ke  depan  inflasi  semakin  tinggi,  maka  sepatutnya  upah
              minimum juga ikut menyesuaikan.

              "Jadi paling tidak kenaikan upah ini hanya menutup cost of living adjustment saja. Tapi ke depan,
              saya pikir inflasi akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Sehingga upah juga
              harus menyesuaikan di tahun depan," tutupnya.

              Tahun ini, Kementerian Ketenagakerjaan mengatur kebijakan kenaikan rata-rata (UMP) pada
              2022  dengan  menggunakan  formulasi  penghitungan  baru  yang  mengacu  pada  Peraturan
              Pemerintah (PP) No.36/2021 tentang Pengupahan.

              Berdasarkan perhitungan terbaru, UMP tertinggi berada di DKI Jakarta dengan nilai Rp4.453.724.
              Sebaliknya, UMP terendah pada 2022 berada DIYawa Tengah dengan nominal Rp1.813.011.

              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemenaker
              Indah Anggoro Putri menegaskan bahwa 1,09 persen merupakan rata-rata kenaikan dari upah
              minimum seluruh provinsi. Keputusan akhir persentase kenaikan akan kembali kepada gubernur
              setiap provinsi dan mengacu pada data-data yang diterbitkan BPS.

              "Penyesuaian upah minimum tahun depan tergantung gubernur yang menetapkan, bukan berarti
              semua provinsi naik 1,09 persen," katanya.






                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144