Page 108 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2020
P. 108

Jadi dua statistik itu menunjukkan sifat semi-bansos Kartu Prakerja tahun 2020 ini terpenuhi
              atau tercapai. Jadi bukan hanya pelatihannya yang bermanfaat, tapi insentif pasca-pelatihan bisa
              menolong daya beli yang sedang ambruk.

              Pertama,  aturan  (Kartu  Prakerja)  itu  tidak  melarang  pekerja  aktif  untuk  mendaftar  Kartu
              Prakerja. Jadi itu diperbolehkan.

              Kedua, kita perlu tahu definisi BPS tentang bekerja. BPS itu mendefinisikan orang bekerja itu
              ketika seminggu terakhir saat disurvei BPS, minimal bekerjanya 1 jam tiap hari. Jadi kalau orang
              atau bantu katering tetangga satu jam, itu disebut bekerja, meskipun dulu 35 jam seminggu dan
              sekarang anjlok tinggal 1 jam (per hari). Jadi kita harus pahami definisi bekerjanya seperti itu
              (oleh BPS).

              Selain itu, (definisi bekerja versi BPS) kalau ada orang yang punya usaha lalu tutup selama
              seminggu ketika disurvei BPS, dia masih dikategorikan bekerja. Dalam definisi seperti ini, tadi,
              BPS bilang 24 juta dari 29 juta pekerja yang terdampak memang masih bekerja, namun jam
              kerjanya turun. Tapi apa pun definisinya, secara aturan, orang bekerja memang boleh terima
              Prakerja.

              Ketiga, program ini membutuhkan inisiatif pribadi untuk daftar. Kalau ada yang menganggur
              atau dirumahkan tapi tidak daftar, pemerintah enggak bisa ngapa-ngapain.
              Pelatihannya mulai dari bagaimana kita memulai usaha, memilih badan usaha, dan bagaimana
              kita  tahu  aturan  perpajakan  dalam  UKM,  tahu  tentang  pemasaran  dan  penjualan,  pelatihan
              bagaimana atur keuangan, berapa banyak untuk modal, ekspansi, membayar utang, bagaimana
              membuat branding dan logo. Dari semua ini, yang paling favorit adalah pelatihan pemasaran
              dan penjualan online.

              Ini sesuai dengan lowongan kerja di berbagai, karena masuk akal saja, semua usaha, besar atau
              kecil, barang atau jasa, butuh orang pemasaran dan penjualan, selain daripada orang yang urus
              pembukuan dan pajak.

              Selain itu, ada juga pelatihan-pelatihan tentang bagaimana membuat barang yang mau dijual
              itu  sendiri.  Paling  banyak  yang  dipilih  adalah  pelatihan  bagaimana  membuat  masker,  kopi
              kekinian,  masakan,.  Kalau  kategorinya  jasa,  paling  banyak  dandan,  fotografi,  usaha  atau
              rumahan, jahit dan pijat.

              Pelatihan-pelatihan kewirausahaan ini disediakan oleh Zenius, Cakap, Rudy Hadisuwarno, Rio
              Motret, Darwis Triadi, Chef Juna, hingga yang terbaru Sandiaga Uno.

              Karena kan sekali lagi, ini inisiatif pribadi, mereka yang daftar. Jadi yang saya tangkap adalah
              keinginan mereka maju dan bertahan ketika sulit itu ada. Ada semangat dan daya juang mereka
              di kala pandemi, dan mereka siap untuk digital.

              Lalu, dari kisah-kisah ini membuat saya atau kita yang di Jakarta, yang masih tetap bisa bekerja,
              semestinya berempati pada mereka yang membutuhkan uang.

              Jadi Prakerja itu bukan program buang-buang duit, atau bagi-bagi duit karena belas kasihan,
              tapi mereka harus daftar sendiri, dan menyelesaikan pelatihan sebelum menerima uang.

              Bukan jadi beban moral, tapi mereka malah jadi penyemangat, sumber inspirasi. Sebab survei
              kami menunjukkan hampir 90 persen peserta Prakerja ini belum pernah mendapatkan pelatihan
              seumur hidupnya. Jadi Prakerja ini pelatihan pertama bagi mereka.






                                                           107
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113