Page 88 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 MARET 2019
P. 88

Dia mencontohkan, saat ini UU tersebut belum mengatur penyelenggaraan program
               dana pensiun dengan prinsip syariah. Program itu baru diatur oleh POJK No.
               33/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip
               Syariah.

               Selain itu, jelasnya, bentuk manfaat lain, sebagaimana dimungkinkan dalam POJK
               No. 5/POJK.05/2017 tentang Iuran, Manfaat Pensiun, dan Manfaat Lain yang
               Diselenggarakan oleh Dana Pensiun, juga belum termuat dalam UU Dana Pensiun.

               Oleh karena itu, Suheri mengatakan saat ini pihaknya telah membentuk tim untuk
               memberikan masukan ke Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan revisi regulasi itu.
               Tim tersebut bakal menginvetarisir usulan dari ADPI.

               Syah Amondaris, Direktur Utama Mandiri DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan),
               mengatakan UU yang saat ini berlaku tidak mengakomodir berbagai perkembangan
               di industri dapen.

               Syah menilai, peraturan perpajakan yang berlaku saat ini perlu diperjelas untuk
               mendorong perusahaan mendanakan dana pensiun. UU yang berlaku saat ini, serta
               peraturan perpajakannya, menurut Syah tidak mendorong perusahaan untuk
               mendanakan dana pensiun karena tidak ada insentif.

               "Kan banyak sekali dana pasca kerja, bukan cuma pensiun. Kalau dana tersebut
               dikelola seharusnya kena pajak pensiun, kalau dikenakan pajak pesangon
               perusahaan tersebut tidak memiliki insentif untuk mendanakan," ujar Syah kepada
               Bisnis, Senin (18/03).

               Dia menilai insentif menjadi kunci agar perusahaan mendanakan dana pasca kerja
               sehingga pemerintah akan mendapatkan uang dalam jumlah besar untuk dikelola.
               Hal tersebut menurutnya dapat mendorong DPLK dalam mendukung pembangunan.

               Revisi UU 11/1992 menurutnya dapat membuat hak-hak para pekerja atas dana
               pasca kerja terpenuhi dan semakin terlindungi. Perlindungan tenaga kerja
               menurutnya penting, terlebih di negara dengan penduduk usia kerja yang hampir
               mencapai 200 juta orang.

               Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan yang dirilis Badan Pusat Statistik
               (BPS), jumlah penduduk usia kerja mencapai 194,78 juta orang dengan jumlah
               angkatan kerja mencapai 124,01 juta orang.

               Jika revisi tidak dilakukan, menurut Syah industri dapen tidak akan tumbuh
               signifikan. Di antaranya karena pendanaan wajib melalui Badan Penyelenggaran
               Jaminan Sosial (BPJS) serta Tabungan dan Asuransi Pensiun (Taspen) cenderung
               telah terukur.








                                                       Page 87 of 153.
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93