Page 47 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2021
P. 47

JANJIKAN UPAH RP17 JUTA, PASUTRI TIPU CALON BURUH MIGRAN

              Pasangan  suami  istri  (pasutri)  berinisial  AM  dan  UA  ditetapkan  sebagai  tersangka  kasus
              pengiriman pekerja migran asal Indonesia secara ilegal.

              Pengungkapan  kasus  ini  bermula  dari  informasi  masyarakat  bahwa  ada  sebuah  rumah  di
              Perumahan Lavon, Kabupaten Tangerang yang dijadikan tempat untuk menampung orang dari
              berbagai daerah.

              "Setelah  mendapatkan  informasi  tersebut  kami  menuju  ke  lokasi  yang  diinformasikan  guna
              melakukan  penyelidikan,  pada  hari  Rabu,  17  November  2021,"  kata  Kapolresta  Tangerang
              Kombes Wahyu Sri Bintoro dalam keterangannya, Kamis (16/12).

              Dari penyelidikan itu, polisi mendapati sepasang suami istri di lokasi tersebut. Selain itu, juga
              ditemukan enam orang lainnya, yakni tiga laki-laki dan tiga lainnya perempuan.
              "Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata, 6 orang yang berada bersama tersangka AM dan UA
              adalah calon tenaga kerja yang dijanjikan akan bekerja di luar negeri oleh tersangka AM dan
              UA," ucap Wahyu.

              Kepada polisi, pasutri itu mengaku bahwa mereka menyewa rumah untuk menampung para
              calon tenaga kerja.

              Di sisi lain, keenam orang yang ada di rumah itu mengaku bahwa mereka telah membayar uang
              sebesar Rp20 juta per orang kepada kedua tersangka untuk bisa bekerja di luar negeri.

              "Tersangka AM dan UA menjanjikan akan memberangkatkan bekerja ke Qatar dan Turki setelah
              2  minggu  dari  pembayaran  uang  tersebut,  namun  ternyata  6  orang  tersebut  sudah  2  bulan
              ditampung dan tidak kunjung berangkat," tutur Wahyu.

              Dalam  aksinya,  pasutri  itu  menawarkan  pekerjaan  di  luar  negeri  untuk  bekerja  di  pabrik
              pengolahan  makanan  beku  atau  menjadi  asisten  rumah  tangga.  Selain  itu,  mereka  juga
              menjanjikan para pekerja dengan upah hingga ribuan dollar.

              "Agar para korban tertarik, tersangka menjanjikan upah sebesar US$1.200 atau Rp17 juta (Kurs
              14.358) belum termasuk uang lembur," ucap Wahyu.

              "Selanjutnya  tersangka  juga  meyakinkan  korban  untuk  bekerja  di Turki tidak  harus  memiliki
              keahlian bahasa dan tidak memerlukan keahlian khusus," imbuhnya.

              Wahyu mengungkapkan pasutri ini telah melakukan aksinya selama kurang lebih satu tahun.
              Setiap bulannya, tersangka bisa mengirim tiga hingga empat pekerja secara ilegal ke luar negeri.

              Atas perbuatannya, kedua tersangka dikenakan Pasal 81 Jo Pasal 69 Undang-Undang Nomor 18
              Tahun  2017  tentang  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  dan  Pasal  4  dan  atau  Pasal  10
              Undang-Undang  Nomor  21  Tahun  2017  tentang  Perdagangan  Manusia  dengan  ancaman
              hukuman pidana 15 tahun penjara.













                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52