Page 349 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 DESEMBER 2021
P. 349

Pemprov DKI diharuskan untuk menerapkan penghitungan UMP sama persis atau sesuai dengan
              formula  Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021,  Pemprov  DKI  diharuskan  untuk
              menetapkan atau mengumumkan sebelum 21 November 2021.

              “Menyatakan bahwa pemerintah daerah dalam melaksanakan kebijakan pengupahan wajib ber
              pedoman pada kebijakan pemerintah pusat dan jika tidak mengikuti peraturan yang dimaksud
              akan mendapatkan sanksi sebagaimana tertuang dalam Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor
              36 Tahun 2021 tentang Pengupahan,” tulis surat Anies tersebut.

              3. Kenaikan Rp38 Ribu Dinilai Tak Layak

              Selain itu, surat dari Anies tersebut juga menyebutkan bahwa Pemprov DKI menilai, kenaikan
              UMP yang hanya sebesar Rp38 ribu sangat jauh dari layak dan tidak memenuhi asas keadilan.

              Pasalnya, hal ini terkait dengan peningkatan kebutuhan hidup pekerja/buruh terlihat dari inflasi
              di DKI Jakarta, sebesar 1,14%.

              Di sisi lain, Anies juga melihat adanya dinamika pertumbuhan ekonomi di beberapa sektor yang
              telah meningkat pascapandemi Covid-19.

              "Sebagian  sektor  bahkan  mengalami  peningkatan  misalnya  sektor  transportasi  dan
              pergudangan, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial,"
              tulisnya.

              Sebab  itu,  menurut  surat  tersebut,  tak  semua  sektor-sektor  lapangan  usaha  mengalami
              penurunan pada masa pandemi.

              4. Pemprov DKI Harapkan Peninjauan Ulang Formula UMP

              Oleh  sebab  hal-hal  yang  telah  disebutkan  di  atas,  Pemprov  DKI  melalui  surat  tersebut,
              mengusulkan dan mengharapkan Menaker agar dapat meninjau kembali formula penetapan UMP
              sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.
              "Agar dapat memenuhi asas keadilan dan hubungan industrial yang Harmonis," katanya dalam
              surat.

              Saat ini, Pemprov DKI juga mengaku pun tengah melakukan pengkajian ulang perhitungan UMP
              tahun  2022.  "Pembahasan  kembali  dengan  semua  stakeholder  untuk  menyempurnakan  dan
              merevisi keputusan gubernur dimaksud agar prinsip keadilan bisa dirasakan," lanjutnya.

              5. Surat Salah Alamat

              Meski surat mengenai UMP tersebut telah sampai di tangan Menaker, Stafsus Kemnaker Dita
              Indah Sari menyebut bahwa peninjauan ulang aturan penghitungan upah minimum DKI kurang
              pas ditujukan kepada Menaker Ida.
              Menurutnya,  aturan  itu  adalah  turunan  dari  peraturan  pemerintah  nomor  36/2021  tentang
              Pengupahan.  Dengan,  landasan  aturan  itulah  Kementerian  Ketenagakerjaan  tidak  bisa
              mengubahnya

              "Kemnaker  tidak  punya  kewenangan  mengubah  PP,  atau  mengecualikan  PP  untuk  tidak
              dijalankan di wilayah tertentu. Itu salah alamat," sebutnya.






                                                           348
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354