Page 22 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 SEPTEMBER 2021
P. 22

Baru yang keempat jangan dilakukan PHK, lebih baik dirumahkan dengan tetap membayar gaji
              pokok  saja.  Dan  yang  terakhir  Omnibus  Law  itu  cabut  saja  lah,  itu  dijadikan  peluang  dari
              pengusaha  untuk  membenarkan  tidak  membayar  upah  ketika  dirumahkan,  membenarkan
              memberikan pesangon kecil, membenarkan PHK dengan alasan. Itu Omnibus Law itu bagi buruh
              di  tengah  pandemi  COVID-19  berbahaya  sekali  sebaiknya  dicabut  khusus  cluster
              ketenagakerjaan.

              Terkait subsidi gaji ini kan skemanya berbeda dari tahun lalu, sikapnya KSPI bagaimana?

              Kalau semangat BSU itu kita memang setuju karena memang kan KSPI itu yang mengusulkan
              dari Maret-April mulainya COVID sudah teriak-teriak karena bantuan subsidi upah itu karena
              saya di ILO kan saya melihat negara-negara Eropa dan negara-negara Asia yang sudah dapat
              BSU. Kita setuju semangatnya, yang keliru penerapannya. Pada waktu BSU yang pertama saja
              kan tidak tepat sasaran juga karena yang menjadi peserta Jamsostek saja, BPJS Ketenagakerjaan
              yang diberikan. Padahal yang terkena PHK kebanyakan bukan anggota BPJS Ketenagakerjaan
              kan, yang salah kan bukan buruh, kan pengusahanya yang nggak mendaftarkan. Masa gara-
              gara pengusaha salah BSU-nya tidak tepat sasaran. Oke lah kita harap ada perbaikan ternyata
              skema yang kedua malah parah.

              Sebenarnya nggak perlu level-level lah sepanjang dia terkena PPKM maka diberikan BSU. Dengan
              demikian memang anggaran BSU-nya harus ditingkatkan. Ini kan ini terjadi karena anggaran
              BSU kecil ngebaginya susah.
              Terkait Undang-undang Cipta Kerja gugatan di MK sudah final atau bagaimana?

              Buruh melakukan gugatan di Omnibus Law itu ada, uji formil dan uji materil. Itu sudah uji formil,
              sekarang  sudah  memasuki  sidang  kesaksian.  Dalam  sidang  kesaksian  itu  kita  sudah
              mengingatkan  ke  majelis  hakim  bahwa  secara  formil  pembuatan  undang-undang  itu  cacat
              hukum. Fakta-faktanya saya sudah menjadi saksi fakta tanggal 25 Agustus yang lalu di situ cacat
              formilnya yang pertama naskah RUU dari mulai penyusunan, perencanaan hingga pengundangan
              sesuai  perintah  Undang-undang  P3  (pembentukan  peraturan  perundang-undangan)  itu  tidak
              pernah diberikan. Juga naskah RUU nya nggak pernah diberikan kepada stakeholder. Yang kedua
              keikutsertaan kita di tim pemerintah dan di tim BPN lebih kepada jebakan seolah-olah kita sudah
              partisipatif. Padahal kita hanya didengar dan sosialisasi dari konsep mereka.

              Itupun  sosialisasinya  naskahnya  kita  minta  tidak  diberikan  naskah  RUU-nya.  Yang  ketiga
              cacatnya adalah tidak melibatkan dari mulai perencanaan dan penyusunan serikat buruh dan
              elemen masyarakat lain. Hanya melibatkan pembentukan Satgas Omnibus Law yang berisikan
              pengusaha.  Nah  mudah-mudahan  fakta-fakta  ini  dari  saksi  saksi  ahli  bisa  dikabulkan  kita
              harapkan Undang-undang Cipta Kerja Omnibus Law ini dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi,
              setidak-tidaknya  Klaster  Ketenagakerjaan  dibatalkan  oleh  Mahkamah  Konstitusi  karena  jelas-
              jelas hanya pengusaha yang terlibat di Satgas Omnibus Law dan buruh tidak dilibatkan dari awal
              hingga akhir.

              Yang kedua uji yang kami lakukan adalah uji materiil ini masih setop dulu karena kan harus uji
              formil selesai, karena kalau uji formil dikabulkan gugatannya kan nggak perlu lagi ada uji materiil
              kan semua sudah dibatalkan. Nah uji materiil ini baru waktu itu mendengarkan keterangan dari
              pemerintah.  Kami  mengajukan  12  item  materiil  yang  digugat,  prioritasnya  12  item.  Kalau
              pasalnya 69 item yang digugat uji material. Antara lain isunya atau itemnya: upah minimum
              dihilangkan, UMK menggunakan kata-kata dapat, UMSK hilang, kenaikan UMK hanya inflasi atau
              pertumbuhan  ekonomi,  outsorsing  dibebaskan  seumur  hidup,  karyawan  kontrak  dikontrak
              berulang-ulang walaupun sudah dibatasi tapi dikontraknya berulang-ulang, pesangon dikurangi,
              PHK dipermudah, TKA asing dipermudah. Cuti melahirkan dan cuti haid bagi perempuan upahnya



                                                           21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27